Senin 25 Mar 2019 07:50 WIB

Jalan-Jalan ke Alif Stone Park Natuna

Alif Stone Park hanya berjarak 20 menit dari pusat kota di Pulau Natuna.

Alif Stone Park di Pulau Natuna
Foto: Republika/Karta Raharja Ucu
Alif Stone Park di Pulau Natuna

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkunjung ke salah satu kepulauan terluar di Indonesia, tidak lengkap jika tidak menikmati keindahan pantainya. Berburu destinasi wisata di Natuna, Alif Stone Park menjadi salah satu rekomendasi pilihan para pelancong karena letaknya tidak jauh dari pusat kota Ranai.

Hanya saja, tidak ada bus umum atau taksi untuk menjangkau Alif Stone Park. Jarak tempuhnya dari kota sekitar 20 menit menuju Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Jika tidak cermat, wisatawan mungkin akan melewati begitu saja papan penunjuk bertulisan "Alif Stone Park". Petunjuk nama tersebut terkesan seperti penginapan biasa di tepi pantai.

Begitu memasuki kompleks taman batu tersebut, pengunjung langsung disambut pemandangan ke pantai yang dihiasi bebatuan granit berukuran besar. Kompleks wisata berkonsep taman batu di pantai itu sebenarnya menawarkan paket lengkap, menginap sambil menikmati keindahan perairan Natuna yang mengarah ke Laut China Selatan (Laut Natuna Utara).

photo
Batu berlafaz Allah dalam huruf Arab di Alif Stone Park.

Tapi, jika pengunjung tidak ingin menginap, mereka bisa masuk ke taman wisata ini dengan memberi donasi sekitar lima ribu rupiah. Taman batu ini dikelola oleh pasangan Ferdizeano dan Rina Sudargo sejak beberapa tahun belakangan.

Alif Stone Park bermula dari sang ayah yang membeli sejumlah lahan di kawasan tersebut pada 2006, lalu empat tahun belakangan mereka menambahkan penginapan yang kini total memiliki enam kamar.

Masuk ke kawasan Alif Stone Park sedikit mengingatkan pada serial televisi anak-anak 90-an, Flinstone yang berlatar zaman batu.  Jika menuju tempat liburan biasanya disodori bangunan penginapan yang unik di tepi pantai, untuk masuk ke penginapan maupun pantai Alif Stone Park, pengunjung harus melewati gang kecil yang hanya muat satu orang, di antara bebatuan besar.

Jalan sempit itu menunjukkan arah ke homestay dan ke pantai. Untuk menuju pantai, pengunjung akan melewati homestay.

Sambil melewati jembatan kecil yang dibangun untuk menyambungkan bebatuan, pengunjung dimanjakan sinar matahari sekaligus pemandangan ke laut lepas yang dihiasi bebatuan besar. Bahkan, untuk menuju beberapa tempat, pengunjung harus mau berbasah-basah menyeberangi perairan dangkal untuk dapat melihat bebatuan lainnya, termasuk untuk menuju batu yang berdiri tegak menjulang menyerupai huruf hijaiyah Alif, yang menjadi inspirasi nama taman batu tersebut.

Jika tidak ingin berpetualang di antara bebatuan dari zaman pra sejarah megalitikum, pengunjung bisa menikmati suara ombak laut dengan duduk-duduk di tempat duduk yang dipasang di batu terbesar. Pastinya, lokasinya cocok untuk berfoto-foto dengan latar Laut Natuna Utara.

Alif Stone Park ini sesuai untuk wisatawan yang ingin menikmati laut, namun tidak ingin tempat yang terlalu ramai. Rina mengakui wisatawan yang secara khusus datang ke tempat mereka untuk berlibur tidak terlalu banyak, kebanyakan pengunjung dalam perjalanan bisnis yang ingin sekaligus berjalan-jalan.

"Biasanya, yang ke sini sedang dinas sekalian liburan," kata dia.

Kamar penginapan Alif Stone Park dirancang untuk menyatu dengan pantai. Salah satu kamar bahkan dibangun menyatu dengan bebatuan besar sehingga terkesan alami. Kamar-kamar tersebut dibangun di rumah panggung, dibangun di atas pasir pantai sehingga terkesan seperti terapung dalam kolam besar jika air pasang.

Untuk menginap di Alif Stone Park, pengunjung perlu merogoh kocek hingga Rp750 ribu per malam. Baru-baru ini, Alif Stone Park menambah fasilitas Wi-Fi di penginapan mereka.

Pertengahan 2018, menurut dia bahkan sinyal internet belum masuk ke sana. Kabupaten Natuna bisa ditempuh sekitar 1 jam 10 menit dengan pesawat dari Batam atau sekirar 30 jam dengan kapal dari Ibu Kota Tanjung Pinang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement