Jumat 05 Apr 2019 15:53 WIB

Tradisi Cheng Beng Dijadikan Magnet Wisata di Babel

Cheng Beng menjadi agenda pariwisata tahunan di Babel.

Ritual Cheng Beng yang dilakukan warga keturunan Cina di Bangka (ilustrasi).
Foto: blogspot
Ritual Cheng Beng yang dilakukan warga keturunan Cina di Bangka (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadikan tradisi Cheng Beng atau sembahyang kubur sebagai wisata unggulan. Hal ini guna meningkatkan kunjungan wisatawan di daerah itu.

"Kita telah menjadikan Cheng Beng ini sebagai agenda pariwisata tahunan karena tradisi ini sudah terbukti meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Babel Rivai, Jumat (5/4).

Ia mengatakan, Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel, dan pemerintah kabupaten/kota mendukung serta memfasilitasi kegiatan Cheng Beng, agar wisatawan lebih tertarik berwisata ke daerah ini. "Kita menambah atraksi-atraksi budaya sehingga wisatawan tidak hanya sembahyang kubur, tetapi juga menikmati kebudayaan dan keindahan alam di daerah ini," ujarnya.

Menurut dia, pengembangan wisata religi ini tentunya akan berdampak terhadap pembangunan pariwisata dan perekonomian masyarakat di daerah ini. Setiap tahun kegiatan Cheng Beng, ribuan wisatawan datang ke daerah ini untuk menggelar ritual sembahyang kubur sebagai bentuk penghormatan kepada leluhurnya.

Wakil Ketua Yayasan Sentosa Pangkalpinang, Apin, mengatakan, sembahyang Cheng Beng sangat penting bagi masyarakat keturunan Tionghoa. Tradidi ini untuk mendoakan para leluhur, orang tua yang telah berjasa terhadap kehidupannya.

"Orang dari Cina, Hong Kong, Singapura, Australia, dan seluruh masyarakat Tionghoa di Indonesia datang ke sini karena leluhur mereka dikuburkan di Perkuburan Sentosa," ujarnya.

Ia mengatakan, jumlah kuburan di Kompleks Perkuburan Sentosa ini mencapai 13 ribu lebih dan setiap tahun keluarganya datang ke kompleks ini untuk menggelar sembahyang Cheng Beng.

"Bagi kami, sembahyang Cheng Beng lebih penting dibandingkan Imlek dan tradisi keagamaan lainnya karena ini sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada lelulur serta orang tua," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement