REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Museum Timah Indonesia mempersiapkan studio mapping sejarah penambangan bijih timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Studio mapping diharapkan tingkatkan kunjungan wisatawan di museum bersejarah tersebut.
"Mudah-mudahan tahun ini studio mapping diluncurkan, sehingga pengunjung bisa menyaksikan sejarah penambangan bijih timah di darat dan laut," kata Kepala Museum Timah Indonesia Muhammad Taufik di Pangkalpinang, Senin (8/4).
Ia mengatakan studio mapping sejarah penambangan bijih timah ini yang sedang disiapkan di dalam museum, sehingga pengunjung dengan nyaman, aman dan tertib menyaksikan flim dokumenter penambangan timah di Provinsi Kepulauan Babel. "Mudah-mudahan dengan adanya studio mini ini menjadi daya tarik tersendiri dan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara," katanya.
Ia mengatakan jumlah kunjungan wisatawan selama Januari hingga Februari 2019 sebanyak 4.069 orang. Rinciannya, wisatawan Nusantara 4.040 orang dan mancanegara hanya 29 orang.
Jumlah wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Museum Timah Indonesia pada Januari 2019 sebanyak 721 orang dan Februari meningkat mencapai 3.319 orang. Sementara itu, jumlah wisatawan manca negara selama Januari 2019 sebanyak 13 orang dan Februari 16 orang.
Jumlah pelajar Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SLTA dan Perguruan Tinggi selama Januari dan Februari 2019 sebanyak 9.525 orang dengan rincian Januari 2019 sebanyak 3.565 orang dan meningkat pada Februari 2019 menjadi 5.960 orang.
"Kita optimistis dengan adanya kerja sama ini kunjungan wisatawan berkunjung ke museum ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 28.136 orang," katanya.