REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebanyak lima dari rencana total 10 titik tempat merokok yang dilengkapi dengan asbak berukuran besar, ditempatkan di sepanjang Pantai Sanur, Denpasar, Bali. Langkah ini sebagai salah satu upaya untuk mengurangi sampah puntung rokok dan dampak negatif rokok bagi kesehatan.
"Perokok tidak hanya sering mengumbar asap di ruang publik, tapi juga sering membuang puntung rokok di sembarang tempat. Seperti banyak ditemui di kawasan-kawasan wisata di Bali, termasuk pantai," ujar Pendiri Komunitas Malu Dong, Komang Bemo Sudiarta di Denpasar, Senin (22/7).
Ia mengatakan, saat melakukan kegiatan bersih pantai beberapa waktu lalu, anggota komunitasnya mengumpulkan sampah puntung rokok dalam jumlah yang besar. Atas dasar itu, Komunitas Malu Dong berkomitmen dan menginisiasi gerakan sosial bertajuk #KurangiRisiko yang salah satunya dengan membuat asbak besar di beberapa pantai yang ramai dikunjungi wisatawan.
"Saat ini titik merokok ini sudah terpasang di kawasan di Pantai Mertasari, Sindhu, Segara, Biaung dan kawasan Padanggalak," katanya.
Selain penempatan asbak berukuran besar, dalam gerakan sosial #KurangiResiko, Komunitas Malu Dong juga kembali melakukan kegiatan bersih pantai yang dilakukan di Pantai Sindhu, Sanur dengan melibatkan sekitar 100 orang peserta. Para peserta tidak hanya berasal dari komunitas Malu Dong, tapi juga dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Denpasar, aktivis lingkungan, dan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan yang juga turut didukung oleh salah satu perusahaan rokok.
Sementara itu, pegiat media sosial Bali, Puja Astawa, yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu, mengatakan masalah sampah dan puntung rokok merupakan hal serius yang harus segera diatasi. Karena, menurutnya, dapat berpengaruh ke perekonomian, faktor kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan.
"Saya mengapresiasi Komunitas Malu Dong yang telah berupaya menyelesaikan masalah puntung rokok ini. Saya berharap gerakan #KurangiResiko ini dapat mengembalikan keindahan wisata Denpasar dan juga Bali, karena pariwisata adalah roda penggerak ekonomi di Bali," katanya.
Ia mengatakan, seandainya gerakan tersebut sudah ada sejak dulu, maka sampah di lautan tentunya tidak sebanyak saat ini. Meskipun begitu, menurutnya tidak ada kata terlambat untuk bergerak bersama menyelamatkan lingkungan.
"Ini demi Bali juga. Semoga mulai dari sekarang setelah ditempatkan titik merokok ini para perokok diharapkan bisa menjadi contoh perokok yang bertanggung jawab," ujarnya.