Rabu 04 Sep 2019 07:22 WIB

Mengepakkan Kaki di Kerajaan Kupu-Kupu Bantimurung

TN Bantimurung Bulusaraung memiliki penangkaran kupu-kupu berukuran 7.000 meter.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kupu-kupu yang ada di Penangkaran Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (14/6).
Foto: Republika/Imas Damayanti
Kupu-kupu yang ada di Penangkaran Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MAROS -- RH Heinlein, seorang penulis asal Amerika Serikat, pernah mendeskripsikan keindahan kupu-kupu. Kata Heinlein, kupu-kupu adalah bunga yang bergerak sendiri. Maka, rasa itulah yang muncul ketika mengepakkan kaki di 'kerajaan' kupu-kupu di Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kita seolah diajak mengagumi bebungaan yang terbang bergerak ke sana-sini.

TN Batimurung memiliki tempat penangkaran kupu-kupu berukuran 7.000 meter persegi. Lokasinya berada di bawah bukit dan perlu dilalui secara hati-hati agar kaki tetap dalam posisi siaga dan tidak tergelincir. Di lokasi ini kita dapat melihat ratusan kupu-kupu hinggap di ranting dan dedaunan bak sekumpulan bunga berwarna-warni yang bergerak bebas.

photo
Kupu-kupu yang ada di Penangkaran Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (14/6).

Secara keseluruhan ada 243 jenis kupu-kupu yang dilindungi di TN Bantimurung. Populasinya meliputi 112 spesies Nymphalidae, 26 spesies Papilonidae, 28 spesies Peiridae, 75 spesies Lycanidae, dan dua spesies Riodinidae. Di antara banyaknya spesies yang tersedia itu, terdapat empat spesies yang dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, antara lain, Troides Helena, Troides Haliphron, Troides Hypolitus, dan Chetosia Myrina.

Dan, kupu-kupu yang kondang adalah Troides Helena yang merupakan kelompok kupu-kupu yang berasal dari spesies Papilionidae. Kupu-kupu spesies ini memiliki ciri sayap dan batang tubuh berwarna hitam, putih, serta kuning dengan corak bergaris membentuk abstraksi yang gagah.

photo
Kupu-kupu yang ada di Penangkaran Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (14/6).

Liwang, seorang petugas TN Bantimurung mengatakan persebaran kupu-kupu spesies tersebut juga banyak dijumpai di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, hingga utara India dan Malaysia. Karena banyaknya populasi tersebutlah, kata Liwang, Troides Helena dinamakan sebagai 'raja' kupu-kupu. Raja kupu-kupu ini biasa makan daun-daun sirih. "Dan, ini akan terus kita jaga serta lestarikan," kata Liwang belum lama ini.

Salah satu kupu-kupu yang hanya dapat dikembangbiakkan satu tahun sekali, kata Liwang, merupakan kupu-kupu dengan spesies Papilohalena. Spesies tersebut mudah dikenali sebab ukuran sayapnya yang paling besar dibandingkan spesies lainnya, serta adanya 'buntut' tajam di sayap bagian bawahnya. Dia menyebutkan, setiap spesies kupu-kupu memiliki rentang produksi yang berbeda.

photo
Kupu-kupu yang ada di Penangkaran Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (14/6).

Seperti diketahui, proses metamorfosis pada kupu-kupu juga terbilang panjang dan lama. Jika dipetakan secara sederhana, terdapat empat tahapan dalam metamorfosis pada kupu-kupu yang dimulai dari bertelur, berubah menjadi ulat atau larva, lalu kemudian menjadi kepompong, hingga akhirnya berwujud indah dengan menjadi seekor kupu-kupu.

Menurut Liwang, kupu-kupu akan memasuki masa produktif pembiakan pada musim kemarau. Dengan demikian, jika memasuki musim hujan, kupu-kupu yang berusia tua berkurun waktu satu bulan lebih bakal mati. Kemudian, kupu-kupu yang sudah mati tersebut dikumpulkan oleh petugas untuk diawetkan sebagai bahan penelitian. Sebagian lain dijadikan gantungan kunci dan cendera mata.

photo
Kupu-kupu yang ada di Penangkaran Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (14/6).

Taman Nasional (TN) Bantimurung tidak hanya menawarkan wisata ke "kerajaan" kupu-kupu saja. Pengunjung juga dapat menyambangi kawasan prasejarah Leang-Leang, perbukitan karst Pattunuang, gua vertikal Leang Puteh, hingga kawasan pengamatan satwa Karaenta dan permandian alam Leang Lonrong. 

photo
Suasana di kawasan bukit-bukit karst di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, akhir pekan lalu. Di wilayah ini, selain terdapat Taman Nasional Kupu-Kupu, juga terdapat gua-gua prasejarah, serta Sungai Pute yang menawan.

Menuju TN Bantimurung tidaklah sulit. Perjalanan dari pusat Kota Makassar, misalnya, dapat ditempuh dengan menumpang angkutan kota dengan jarak tempuh 41 kilometer (km) atau sekira waktu tempuh kurang lebih satu jam.

Adapun transportasi angkutan umum dari Kota Makassar menuju TN Bantimurung bisa dimulai dengan rute Makassar-Sudiang, lalu dilanjutkan dengan mengambil angkot rute Sudiang- Maros lalu Maros-Bantimurung.

Estimasi biaya perjalanan yang perlu dikeluarkan untuk satu kali perjalanan Makassar-Bantimurung membutuhkan sekitar Rp 50 ribu per orang. Jika pengunjung berjumlah lebih dari tiga orang, lebih baik menggunakan jasa transportasi daring untuk menghemat biaya perjalanan. Kalau pakai taksi online dari Kota Makassar ke sini (TN Bantimurung) kisaran biayanya Rp 83 ribu.

Masuk ke pintu gerbang TN Bantimurung, pengunjung dikenakan tarif masuk sebesar Rp 20 ribu pada hari biasa dan Rp 22.500 pada akhir pekan dan hari libur nasional per orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement