Jumat 15 Nov 2019 15:58 WIB

Pergelaran Pecinan Batavia Diisi Ragam Budaya dan Kuliner

Budaya dan kuliner Tionghoa Betawi ada di Pergelaran Pecinan Batavia.

Es Selendang Mayang
Foto: MGROL 78
Es Selendang Mayang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergelaran Pecinan Batavia 2019 akan dihelat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Sabtu (16/11). Pecinan Batavia tidak hanya menyuguhkan pertunjukan seni budaya, tapi juga aneka kuliner khas Tionghoa dan Betawi.

"Jadi tidak hanya menampilkan pergelaran drama kolosal, juga disajikan jajanan Tionghoa Betawi, khususnya jajanan Betawi yang ada unsur Tionghoanya seperti dodol, asinan dan manisan," kata Karnedi, Kepala Bidang Nilai Budaya dan Sejarah, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, di Jakarta, Jumat (15/11).

Baca Juga

Selain dodol dan asinan, juga ada icip-icip jajanan. Seperti es selendang mayang, dongkal dan kerak telor.

Pergelaran Pecinan Batavia 2019 akan digelar di selasar Museum Kesejarahan atau Taman Fatahillah kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Pusat. Acara dimulai dari pukul 18.30 hingga 21.30 WIB.

Kegiatan ini terbuka dan gratis untuk masyarakat baik yang datang dari wilayah Jakarta maupun luar Jakarta seperti Bogor, Bekasi, maupun Tanggerang. Untuk sampai ke sana cukup dengan menaiki KRL commuter line tujuan Stasiun Kota.

Karnedi mengatakan pergelaran ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan Budaya Betawi sebagai budaya asli warga Jakarta, sekaligus juga mengenalkan secara luas Budaya Tionghoa yang juga ikut mempengaruhi budaya Batavia.

"Pesan dari kegiatan ini adalah bagaimana merajut kebersamaan dalam keberagaman," kata Karnedi.

Pergelaran yang baru pertama kali diadakan tersebut selain menampilkan berbagai atraksi seni Budaya Tionghoa seperti Barongsai, Liong Barong, dan sebagainya, juga akan dimeriahkan oleh Budaya Betawi seperti ondel-ondel. Puncak dalam acara ini adalah pertunjukan drama kolosal yang mengangkat peristiwa tanggal 9-10 September 1740 dikenal dengan Geger Pecinan.

Berangkat dari tragedi itu, Atien Kisam selaku sutradara mencoba mengangkat sejarah kelam tersebut disandingkan dengan realitas yang terjadi saat ini.

Ia mengatakan setelah tragedi itu berlalu warga Tionghoa dan Betawi kembali bersatu bersama-sama ikut dalam perjuangan kemerdekaan. "Tema dari drama kolosal ini adalah langgam hati dari Tirai Bambu, pesannya adalah tinggalkan luka lama, hidup di zaman sekarang saling berkolaborasi dan bersinergi," kata Atien.

Pergelaran Pecinan Batavia 2019 melibatkan 150 orang pengisi acara dari berbagai komunitas Tionghoa dan Betawi di Jakarta.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement