REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG – Jangan hanya merencanakan wisata alam pantai saat berkunjung ke Bali. Sebagai pelengkap, menonton pertunjukan kecak dan tari api di Uluwatu, Badung, Bali, juga bisa menjadi pilihan tepat.
Jika ingin menikmati pertunjukan tari kecak di Uluwatu, perencanaan perlu dilakukan dengan baik. Sebab, banyak wisatawan yang ingin menikmati tari kecak di Uluwatu sekaligus suguhan apik mata hari terbenam tepat di lokasi pertunjukan.
Tentu berarti waktu terbaik untuk menikmati tari kecak di Uluwatu pada pukul 18.00 WITA. Salah seorang pemandu wisata Agus (38 tahun) yang mendampingi Republika saat mengunjungi Uluwatu mengungkapkan pertunjukan bisa dilakukan dua kali dalam sehari.
“Kalau ramai seperti akhir pekan ini biasanya pertunjukan bisa dua kali. Pas matahari terbenam pertunjukan pertama dan kedua itu malamnya,” kata Agus, Jumat (15/11).
Beruntung, meski Jumat juga sudah termasuk akhir pekan namun kala itu menurut Agus tidak terlalu ramai. Sebab, jika ramai antre tiket bisa panjang hingga mendekati parkiran mobil sebelum menuju pintu masuk.
Untuk menikmati tari kecak tersebut, wisatawan harus mengantre dua kali tiket masuk karena lokasi pertunjukan ada di dalam Pura Uluwatu. Tiket pertama untuk masuk ke dalam pura senilai Rp 30 ribu. Sementara tiket pertunjukan tari kecak Rp 100 ribu untuk dewasa dan anak-anak Rp 50 ribu.
Harga tiket yang harus dibayar sebenarnya tidak sebanding dengan keindahan yang disuguhkan. Meski memasuki pura harus membayar namun wisawatan dapat menikmati pemadangan sekaligus banyak lokasi foto yang menarik untuk mengabadikan momen selama berkunjung ke Uluwatu. Belum lagi keindahan lembayung senja dan matahari terbenam saat menikmati tari kecak juga menjadi kenikmatan tersendiri bagi wisatawan.
Sebelum memasuki pura, wisatawan yang menggunakan celana atau rok pendek harus menggunakan kain bewarna ungu yang dililitkan di pinggang hingga terurai hingga ke telapak kaki. Sementara wisatawan yang menggunakan celana atau rok panjang harus menggunakan kain bewarna kuning yang dililitkan di pinggang saja.
Selama berjalan-jalan di Pura Uluwatu, waspada sebab akan banyak bertemu monyet. Wisatawan disarankan tidak memakai atau membawa barang-barang yang menarik perhatian monyet. Monyet kerap merebut dan membawa barang yang sudah diambilnya.
“Kacamata paling sering diambil monyet, jadi hati-hati lebih baik tidak usah dipakai. Tapi kalau diambil, jangan dikejar nanti ada yang suka kasih makan monyet yang ambil barangnya lagi,” ungkap Agus.
Untuk menikmati waktu terbaik menonton tari kecak pukul 18.00 WITA wisatawan harus tiba di Pura Uluwatu pukul 16.00 WITA hingga 17.00 WITA. Perlu diperhatikan juga, jarak Uluwatu dari Sanur dan Kuta juga cukup jauh hingga satu jam tanpa macet.
Datang lebih awal di Pura Uluwatu sangat disarankan jika wisatawan ingin mendapatkan posisi terbaik saat melihat pertunjukan tari kecak sekaligus menikmati mata hari terbenam. Jika tiba pada 16.00 WITA masih memiliki waktu untuk berkeliling Pura Uluwatu untuk mengabadikan momen di banyak tempat yang indah. Selanjutnya, pukul 17.00 panggung pertunjukan tari kecak sudah dibuka dan wisatawan bisa terlebih dahulu masuk untuk mendapatkan posisi duduk terbaik di tribun.
“Pokoknya kalau duduk saat nonton tari kecak paling bagus di tribun bagian tengah dan mengarah ke panggung. Posisi jangan terlalu atas dan bawah, harus di tengah-tengah,” ujar Agus.
Benar, ternyata posisi tersebut merupakan posisi terbaik. Saat menonton tari kecak, lembayung senja dan matahari terbenam bisa terlihat jelas dari langit yang berada di belakang panggung.
Pertunjukan tari kecak berlangsung selama kurang lebih satu jam. Setelah pertunjukan tari kecak selesai, pengunjung juga bisa berfoto bersama dengan para pemeran tokoh Rama Dewa, Dewi Sita, raksasa Rahwana, Hanoman, dan tokoh lainnya.