REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Berkunjung ke Tokyo tak lengkap rasanya bila tak menyempatkan diri berwisata ke salah satu kuil tertua sekaligus yang paling ramai dikunjungi wisatawan, yaitu Kuil Sensoji. Kuil yang dibangun pada abad ke enam yang terletak di Asakusa ini juga sering disebut Kuil Kannon Asakusa.
Wisatawan bisa pergi ke Kuil Sensoji dengan naik kereta bawah tanah (chikatetsu) dari semua stasiun terkenal di Tokyo. Akses yang mudah dari seluruh penjuru kota, ditambah adanya toko oleh-oleh terkenal di Nakamise Dori, menjadikan area Asakusa objek wisata paling ramai di Tokyo.
Saat sampai di area kuil, wisatawan akan disambut sebuah lampion raksasa berwarna merah yang tergantung di gerbang Kuil Sensoji atau bernama Kaminarimon. Di sana, wisatawan bisa berfoto dengan latar lentera yang lengkap dengan desain gerbang ala Jepang.
Kemudian, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan menyusuri Nakamise-dori yang sebenarnya adalah jalan utama menuju Kuil Sensoji di Asakusa. Nakamise-dorimenghubungkan Kaminarimon dengan Kuil Sensoji di bagian dalam. Dengan panjang sekitar 200 meter, Nakamise-dori tersusun lebih dari 80 toko yang menjual pernak-penik dan oleh-oleh khas Jepang, seperti kipas Jepang atau Yukata dan kimono.
Satu hal yang harus dicoba di Nakamise-dori adalah sembei atau kerupuk beras yang rasanya unik dengan harga 180 yen. Selain itu, wisatawan bisa menemukan gelas dan piring dengan ukiran huruf Jepang, kaos dengan tulisan kanji, hiasan gantung, gantungan kunci, dan semua aksesoris lainnya.
Area Kuil Sensoji juga menyuguhkan wisata kuliner dengan harga bervariasi. Anda bisa makan sushi, gyudon, ramen, soba dan makanan khas Jepang lainnya dengan harga miring. Restoran-restoran ini bisa kita temukan di sepanjang jalan Stasiun Asakusa Subway sampai ke Gerbang Kaminarimon.
Di ujung jalan pasar "Nakamise-dori", barulah tampak kompleks Kuil Sensoji, yang terdiri dari kuil dan beberapa bangunan untuk tempat tinggal pendeta Buddha, serta fasilitas lainnya. Seperti di semua kuil di Jepang, sebelum kita masuk ke kuil itu sendiri selalu disediakan bangunan dengan air yang disucikan.
Untuk membasuh tangan dan kaki atau disebut ‘Osuisha’, yaitu sebuah tempat untuk menyucikan diri sebelum memasuki bangunan utama. Bagi yang ingin bersembahyang di kuil, khususnya yang beragama Buddha, wisatawan berkumpul untuk membasuh tangan dan kaki serta berkumur dengan air yang keluar dari mulut patung naga yang terbuat dari batu dan berada di tengah.
Setelah membasuh tubuh dan membersihkan diri, akhirnya mereka berkumpul di sekitar "Jokoro", atau tempat dupa, yang brada di drpan aula utama kuil. Mereka melumuri tubuh mereka dengan asap dari dupa yang sedang dibakar. Kemudian masuk ke dalam kuil dengan mengantri untuk berdoa.