REPUBLIKA.CO.ID, PARAPAT -- Festival Danau Toba (FDT) yang ke-7 di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, resmi dibuka, Senin (9/12). Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Ria Nofida Telaumbanua, mengatakan, salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempersatukan delapan kabupaten dan kota di kawasan Danau Toba.
Ria menjelaskan bahwa dalam Festival Danau Toba yang telah menjadi even tahunan ini mengusung tema 'Inspiring Toba'. Dimana, dengan tema ini mampu memperkenalkan Danau Toba ke seluruh Indonesia bahkan ke dunia Internasional.
"Kegiatan yang berlangsung empat hari ini mampu menarik kunjungan wisata baik dalam negeri maupun mancanegara untuk berkunjung ke Danau Toba," kata Ria, Senin.
Ria menambahkan, sebelum puncak acara berlangsung, pihak panitia juga telah melaksanakan beberapa kegiatan, seperti festival solo, kayak, penanaman pohon, pembersihan kawasan Danau Toba, FGD Geopark dan lari 10 K. Kegiatan yang dilaksanakan adalah Tari Kolosal Saoan, Koor Raksasa, Rekor Muri seni melipat kain Bulang Sulappei, fashion show Etnic (Designer Lokal) dan tari Kolosal Multi Etnis," sebutnya.
Untuk pemecahan rekor Muri, Ria menambahkan bahwa hal ini mempunyai tujuan, yakni melestarikan ulos Simalungun itu. Sebab, saat ini Bulang Sulappei sudah sangat jarang digunakan masyarakat setempat, bahkan hampir punah.
"Makin sedikitnya masyarakat yang mengenakan ulos itu, makin sedikut pula yang menenun. Pemerintah khawatir, jika hal ini berlangsung terus menerus, bisa jadi generasi penerus makin tak mengenal Bulang Sulappei," terangnya.