Jumat 20 Dec 2019 15:14 WIB

Pulau Padar, Surga yang Ditinggalkan Penghuninya

Pulau Padar ta jadi favorit bagi Komodo karena tak banyak sumber makanan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Gita Amanda
Pulau Padar
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Pulau Padar

REPUBLIKA.CO.ID, MANGGARAI BARAT -- Di Barat Daya Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pulau-pulau yang membentuk gugusan Taman Nasional Komodo terhampar. Dua pulau besar dengan populasi Komodo terbesar di dunia, Pulau Komodo dan Rinca tampak menonjol. Di antara dua pulau itu, terdapat Pulau Padar.

Ukuran Pulau Padar jauh lebih kecil berkali lipat dari Komodo dan Rinca. Namun masih lebih besar dari Pulau Gili Motang dan Gili Dasami. Pulau-pulau itu tergabung dalam satu gugusan Taman Nasional Komodo yang juga menjadi Situs Warisan Dunia United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organizations (UNESCO).

Baca Juga

Pulau Padar dapat ditempuh dengan kapal laut selama kurang lebih 3 jam dari Labuan Bajo. Bila pertama kali menjejakan kaki di pulau tersebut, sengatan panas matahari langsung terasa, terlebih bila datang saat siang-siang hari di musim kemarau. Topografi pulau ini terjal dengan hamparan bukit-bukit yang melingkari teluk laut di bagian Tenggara pulau.

Dengan iklimnya yang kering, pada musim kemarau, tak banyak semak dan pepohonan tumbuh. Bukit bebatuan berwarna cokelat keabu-abuan mendominasi warna pulau tersebut. Namun di musim penghujan, semak tumbuh dan pepohonan mulai berdaun, menyebabkan gradasi hijau mewarnai pulau tersebut.

Untuk menyusuri pulai tersebut, ribuan anak tangga telah dibangun. Tak jarang turis lokal dan mancanegara rela berpanasan menyusuri ribuan anak tangga tersebut. Jalur itu mengharuskan para pengunjung berjalan kaki selama kurang lebih 45 menit menaiki bukit.

Pendakian Jalur trekking itu akan membawa para pengunjung ke bukit tertinggi di Pulau Padar. Di bukit tertinggi itulah, kelelahan pendaki terbayarkan. Keindahan panorama teluk Pulau Padar beserta bukit-bukit kecil di perairan sekitar dapat membuat lupa trekking melelahkan yang baru dilakoni. Gradasi warna pulau, pantai, hingga birunya perairan Selat Lintah pun akan memanjakan mata.

Meski menjadi bagian dari Taman Nasional Komodo, hewan purbakala berkaki empat itu sukit ditemui di pulau tersebut. Saat menyusuri pulau tersebut pada Kamis (19/12), Republika hanya menemui sejumlah Rusa yang berlarian di garis pantai, menyusuri pasir khas pantai kepulauan Komodo yang berwarna merah muda. Pulau ini juga tak dihuni manusia.

Konon, Pulau Padar dulunya dihuni oleh Komodo. Salah satu Ranger atau pemandu di Pulau Komodo, Yono, ikut membenarkan informasi tersebut. Yono yang juga warga asli Pulau Komodo mengatakan, Pulau Padar tidak menjadi favorit bagi Komodo.

"Tak banyak sumber makanan di situ, komodo sebagai pemuncak rantai makanan di situ pun berkurang," ujarnya saat berbincang dengan Republika. Karena alasan tersebut, Komodo sulit ditemui di Pulau Padar.

Kendati demikian, Yono menyebut, masih ada sejumlah Komodo yang berada di Pulau Padar. Komodo itu berasal dari Pulau Rinca. Ia menyebut, ada komodo yang pernah dipindahkan dari Rinca. Selain itu, menurut dia, ada pula Komodo di ujung Barat Laut Pulau Rinca berenang menyeberang ke Padar. "Tak banyak, cuma ada tiga," ujar dia.

Komodo yang disebut warga lokal dengan nama 'Ora' itu memang memiliki kemampuan berenang, bahkan menyelam hingga kedalaman lima meter. Tak hanya itu, Komodo bahkan terampil memanjat pohon. "Makanya kalau dikejar Komodo lalu Anda manjat pohon, bunuh diri namanya, dia lebih lincah," ujar Yono.

Populasi Komodo di Pulau Padar berbanding terbalik dengan pulau lain di Gugusan Taman Nasional Pulau Komodo. Di Pulau Komodo, jumlah populasi Komodo diperkirakan sebanyak 1.700 ekor. Sementara, populasi Komodo di Pulau Rinca diperkiran sebanyak 1.300 ekor. Sementara di dua pulau lain yang lebih kecil dari Pulau Padar, Gili Dasami dan Gili Motang, masing-masing terdapat 100 ekor Komodo.

Sebanyak 2.000 Komodo juga disebut masih hidup di alam liar, di luar Taman Nasional Komodo, yakni di Flores. Meski jumlahnya ribuan, Populasi biawak pemakan bangkai ini merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan. Bahkan, komodo dikategorikan sebagai spesies Rentan dalam daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red-List. Maka itu, pemerintah menetapkan Komodo sebagai hewan yang dilindungi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement