REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara bagian Federasi Rusia, Republik Chechnya menawarkan liburan bertema militer. Negara berpenduduk mayoritas Muslim ini memasarkan tempat-tempat wisata sejarah perang untuk menarik wisatawan hingga 400 ribu per tahun.
Dilansir dari Eurasia Times, Menteri Pariwisata Republik Chechnya, Muslim Baytazev, menawarkan kunjungan ke detasemen pasukan khusus Chechnya. Tidak ada negara yang lebih baik dari Chechnya untuk belajar cara menggunakan senjata dan peralatan militer lainnya.
Dalam sejarahnya, Chechnya memiliki seorang pahlawan Muslim yang tewas dalam serangan bom pada 2004, Akhmat Kadyrov. Ia adalah ayah dari Presiden Chechnya sekarang, Ramzan Kadyrov yang dikenal sangat mencintai Nabi Muhammad.
Menurut juru bicara Kremlin, Presiden Vladimir Putin mengatakan Akhmat Kadyrov hidup dalam bahaya yang konstan dan ia secara teratur mengambil bagian dalam operasi tempur. Karena itu, Putin menyebut Kadyrov sebagai pahlawan Rusia.
“Dia membuat pilihannya sendiri. Dan Anda yang tahu apa yang terjadi, dia terbunuh oleh teroris. Untuk apa dia mati? Untuk Chechnya, rakyat Chechnya dan Rusia," kata Putin.
Untuk mendongkrak jumlah wisatawan, Chechnya juga membuka lereng ski buatan terpanjang di dunia pada 2018. Pada 2019, tempat wisata berseluncur di atas es itu pun mampu menarik 160 ribu pengunjung.
Kantor pariwisata Chechnya juga telah dibuka di seluruh Rusia dan di Estonia dan Jerman. Bahkan, visa elektronik atau E-visa dipermudah meskipun warga negara dari Inggris, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan AS tidak memenuhi syarat.