REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persiapan dana tentu penting diperhatikan untuk menunjang liburan. Liburan sebaiknya diambil uangnya dari dana khusus liburan. Tujuannya agar tidak sampai berutang demi liburan walaupun dengan alasan menyegarkan pikiran.
Saat ini ada banyak fitur yang menawarkan cara berlibur yang menunda proses pembayaran. Sebaiknya hindari.
Dana liburan dari dana sendiri yang sudah disisihkan ataupun misalnya ada dari bonus yang belum ada prioritas lain yang lebih penting adalah yang terbaik.
"Sesuaikan pula dana dengan target liburan. Sehingga diharapkan cukup membiayai selama liburan," kata Perencana Keuangan, Diana Sandjaja.
Liburan bisa dilakukan sendiri ataupun mengajak keluarga. Mengajak keluarga atau teman juga akan membunuh kebosanan. Bila bepergian bersama orang lain ada faktor-faktor yang bisa dibagi bersama, seperti misalnya biaya hotel.
Financial Planner Asuransi Tatadana Consulting itu menjelaskan, bagaimana pun cara perginya, tetap jangan sampai menyusahkan keuangan. Perhatikan dana yang dimiliki. Karena ini adalah liburan (less priority), maka biaya liburan yang mencakup lokasi, tempat menginap dan lainnya harus disesuaikan dengan bujet.
Jika ada bujet sekitar Rp 2 juta, maka pilih staycation atau vacation yang tidak terlalu jauh. Pilih juga tempat menginap yang tidak terlalu merogoh kocek, seperti menginep di hotel bintang 3 atau sesuai bujet dan tidak makan di restoran. Jangan sampai bujet Rp 2 juta tapi liburannya harus ke luar negeri.
Prinsipnya, untuk berlibur, tidak sampai memaksakan diri. Jika dana yang didapat pas-pasan untuk sehari-hari saja, maka bersabar dulu mengumpulkan biaya berlibur.
"Kalau mau lebih dari bujet yang ada, berarti ada perpanjangan waktu buat mengumpulkan uang, menabung, sementara liburan di rumah dulu," jelas Diana.