Selasa 12 Apr 2011 19:21 WIB

Label Organik Efektif Ubah Pola Konsumsi, Sayang Berlaku di Segmen Terbatas

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Makanan Organik (Ilustrasi)
Foto: Tikachuskitchen.blogspot.com
Makanan Organik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Makanan organik memang tengah naik daun, terutama bagi mereka yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kesehatan. Label organik dalam sebuah kemasan produk makanan cukup memunculkan kepercayaan masyarakat untuk mengubah pola konsumsi mereka.

Selama ini, peneliti selalu berteriak keras akan pentingnya beralih pada makanan organik. Kini, mereka bisa bernafas lega lantaran keberadaan label organik mampu meyakinkan masyarakat bahwa produk makanan itu lebih sehat dan lezat.

Sebuah riset yang digagas Cornell University divisi Ekonomi Terapan dan Manajemen Dyson menyatakan label organik membuat masyarakat percaya bahwa makanan tersebut patut dikonsumsi lantara menyehatkan dan penuh gizi. Kesimpulan itu ditarik dari studi yang melibatkan 144 sukarelawan dalam upaya memberikan perbandingan perspektif ihwal makanan konvensional dan organik.

Oleh peneliti, mereka dimintakan pendapat soal kualitas makanan seperti cokelat, yogurt, dan keripik kentang. Hasilnya, sebagaian besar partisipan menyukai makanan yang berlabel organik meski kualitas dari produk tersebut tidak jauh dari makanan konvensional.

Partisipan juga menganggap label organik identik dengan rendah lemak, kaya serat, berkalori rendah. "Kebanyakan partisipan menilai item produk makanan berlabel organik cenderung bergizi. Sehingga mereka percaya dan mengkonsumsinya," papar Jenny Lee Wan-chen seperti dikutip dari healthday, Senin (11/4).

Disamping itu, partisipan juga menilai keripik ataupun kue-kue berlabel organik lebih berkualitas ketimbang non organik, tapi juga cukup mahal. Karena tak heran pula bila perubahan pola konsumsi mungkin masih terjadi di kalangan menengah atas alias mereka dengan kocek cukup dalam untuk membeli produk organik saban hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement