Senin 28 Oct 2013 19:11 WIB

Ini Rancangan Edward Hutabarat yang Menyulap Batik Parang Menjadi Busana Santai

Red:
Rancangan Edward Hutabarat
Rancangan Edward Hutabarat

REPUBLIKA.CO.ID, == Dalam perhelatan Jakarta Fashion Week 2014 di Senayan City kali ini, Edward Hutabarat yang biasa akrab dipanggil Edo menghadirkan peragaan busana dengan tema The Parang yang memperagakan sebanyak 82 busana yang simpel dan elegan.

Koleksinya kali ini mengeksplorasi kekayaan ragam motif batik yang memanjakan mata pecinta mode Indonesia. Keteguhan Edo bersetia pada akar budayanya dengan terus menjadikan batik dan kebaya sebagai ranah eksplorasi desainnya sejak lebih dari dua dekade terakhir tanpa tertinggal pergerakan mode dunia yang semakin dinamis dan global.

Seperti namanya The Parang, koleksi terbarunya kali ini secara dominan menawarkan motif yang sering disebut sebagai motif teragung dalam khazanah batik, meski Edo tetap memadankannya dengan motif-motif lain yang menurutnya tak bisa dipisahkan satu sama lain. Selain beragam motif parang yang terlihat dominan, penggunaan motif lain dari berbagai sentra batik seperti Cirebon, Pekalongan, Yogyakarta, dan Solo juga ikut diaplikasikan.

Dalam fashion shownya, Edo juga mengetengahkan tak hanya hasil desainnya, melainkan juga sekelumit proses di balik penciptaan koleksi ini seperti foto-foto yang diambil sebagai rekaman dalam mencatat proses pembuatan batik dan berbagai gaya hidup di sekitarnya. Multimedia ini dimaksudkan sebagai pemberi alur bagi ritme peragaan busana yang berasal dari pergulatan ide pleh para kreator ketika menggali inspirasi.

Simplicity, sexy, dan in quality adalah kata yang dipakai Edo untuk mendeskripisikan rancangannya kali ini. Edo menonjolkan kecantikan motif batik dengan menerapkan garis-garis sederhana yang tidak akan mengganggu motif batik itu dengan komplikasi cutting yang berlebihan. Kendati beraneka parang yang muncul didominasi warna-warna konvensional seperti sogan yang menjadi warna khas batik asal Yogyakarta dan Solo. Motif flora dan fauna berwarna cerah khas batik pesisir juga dikombinasikan untuk menonjolkan kesan modern dan santai.

Bila biasanya Edo memadankan batiknya dengan bahan bergaris, untuk koleksi ini Edo memilih memakai motif polkadot. Namun Edo memang berusaha tidak menciptakan distraksi terlalu banyak yang bisa memalingkan perhatian orang dari motif batik itu sendiri. Semaksimal mungkin diupayakan agar batik itu tetap menjadi primadona rancangannya dalam balutan siluet era 50 dan 60-an.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement