Kamis 13 Feb 2014 13:27 WIB

Jumlah Organisasi Seni Budaya di Indonesia Terus Menurun

(ki-ka) Abduh Aziz, Jaya Suprana, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu serta Goenawan Mohamad dalam Diskusi Panel mengenai Ekonomi Kreatif dengan Tema 'The Arts of Giving', Rabu (12/2) malam.
Foto: ist
(ki-ka) Abduh Aziz, Jaya Suprana, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu serta Goenawan Mohamad dalam Diskusi Panel mengenai Ekonomi Kreatif dengan Tema 'The Arts of Giving', Rabu (12/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pembina Koalisi Seni Indonesia (KSI) Goenawan Mohamad menyatakan, jumlah organisasi seni budaya di Indonesia terus menurun. Ia mengestimasi, jika di tahun 2000 ada sekitar 3.800 organisasi, di tahun 2003 menurun menjadi 2.400 organisasi. Sepuluh tahun kemudian atau di tahun 2013 mungkin hanya tinggal 1.000 kelompok seniman.

"Menurunya jumlah kelompok kesenian ini antara lain karena kurangnya dukungan dana dan sumber daya lainnya," kata Goenawan Mohamad, dalam Diskusi Panel mengenai Ekonomi Kreatif dengan Tema 'The Arts of Giving', Rabu (12/2) malam.

Ia memaparkan, bagi sebagian orang kesenian masih dianggap sebagai hobi. Padahal tidak disadari, sisi lain dari kesenian adalah pendidikan. Seni pertunjukan teater misalnya, didalamnya terdapat pendidikan yang kuat terhadap tenaga kreatif untuk menciptakan sesuatu yang baru.

"Jadi kesenian tidak hanya dapat menaikkan harkat martabat bangsa, tapi juga memperkenalkan kreatifitas," ujar Goenawan.

Untuk menjaga kerbelangsungan kegiatan kesenian dan industri kreatif di bidang seni rupa dan pertunjukan, ia mengatakan perlunya pendekatan yang menyeluruh. Mulai dari peningkatan kapasitas para seniman, dana operasional kelompok, proses produksi dan kegiatan pameran/promosi.

"Termasuk management of the arts," jelas dia.

Untuk itu ia berharap terdapat kesamaan persepsi dan strategi untuk mengembangkan kesenian Indonesia dari semua pihak, mulai dari pemerintah, kalangan dunia usaha, stakeholders dan masyarakat lebih luas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement