REPUBLIKA.CO.ID, SOLO — Pendiri dan pemilik PT Batik Danar Hadi, Santosa Doellah, mengaku berterimakasih kepada para seniman batik. Pasalnya, berkembangnya Batik Danar Hadi sangat bergantung kepada para seniman batik.
Danar Hadi sendiri mulai berkembang menjadi PT Batik Danar Hadi sejak tahun 70-an. Sejak itu, Batik Danar Hadi berkembang dengan melahirkan beberapa anak perusahaan.
Santosa mengharapkan ke depan perusahaannya tidak hanya dikerjakan secara tradisional. “Mencari tenaga batik itu semakin sulit,” ujar Santosa, Sabtu (20/9).
Pada usianya yang sudah tua, Santosa tetap bersemangat untuk menularkan ilmu membatik kepada masyarakat, khususnya kepada para pekerjanya. Oleh karena itu, Santosa, setiap hari selalu berkunjung ke pabrik untuk menemui para pekerjanya.
Santosa juga memiliki keinginan agar batik menjadi tren modern tanpa menghilangkan nilai kebudayaan. Santosa menambahkan, Danar Hadi akan berperan aktif dalam usaha memberikan informasi untuk memperluas perkembangan batik ke seluruh Indonesia.
Menurut Santosa, generasi muda harus menjadi ujung tombak dari pelestarian budaya bangsa. Oleh karena itu, kata Santosa, generasi muda harus menjadi penggerak. Selain itu, generasi muda juga harus menjadi motivator bagi anak anak muda lainnya.
Di tengah perkembangan dunia mode yang semakin pesat, Batik Danar Hadi juga tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Direktur PT Batik Danar Hadi, Diana Santosa mengatakan, Batik Danar Hadi juga memproduksi batik yang disesuai dengan perkembangan zaman. Meski demikian, kata Diana, aspek lama tidak tetap digunakan.
Diana akan berusaha perusahaannya tidak hanya berkembang di tingkat nasional. Namun, Diana akan berusaha mengembangkan batik Danar Hadi berkembang dengan skala Internasional. Hal tersebut merupakan proyeksi jangka panjang dalam 10 tahun mendatang.