REPUBLIKA.CO.ID, Diplomasi kini tak sekadar dilakukan lewat lobi di parlemen. Upaya untuk menjatuhkan sanksi kepada Ukraina, kini digadang lewat diplomasi kaus.
Pemuda atau pemudi di Moskow yang kedapatan memakai kaus keluaran merek barat, diminta untuk mengganti kausnya dengan kaus lokal yang menyatakan dukungannya kepada Rusia.
''Sanksi? Jangan sampai Iskanders kami tertawa,'' tutur tulisan dalam kaus, mengacu pada sistem misil Rusia. ''Topol tidak takut terhadap sanksi,'' demikian tulisan di kaus lain, membanggakan diri terhadap kekuatan misil balistik Rusia.
Melalui bus yang dihias dengan warna benderan Rusia, biru, merah, dan putih, telah berkeliling dan menukar 10 ribu kaus pekan ini. Seperti dikutip dari Reuters, rencananya kaus patriotik itu akan terus ditukarkan di Moskow hingga 6 Oktober 2014.
''Responsnya sangat baik, termasuk orang asing. Orang dengan suka rela memberikan kausnya untuk ditukar,'' kata Anastasia Zadorina, perancang kaus untuk kampante ini. Dia menambahkan, kami juga punya hal keren tanpa Coca-Cola.
Negara barat telah menjatuhkan sejumlah sanksi pada Rusia akibat keterlibatannya dalam konflik di Ukraina, termasuk aneksasi Crimea awal tahun ini. Tindakan tersebut membatasi akses Rusia ke uang asing, mengakibatkan rubel Rusia terpuruk dan perlambatan ekonomi negara ini pun terjadi. Rusia meresponsnya dengan melarang makanan dari negara barat masuk.
''Kami bisa hidup tanpa tiram dan parmesan dan tanpa busana dari negara barat,'' kata Zadorina. Katanya, mereka tidak ingin menyinggung siapapun. Mereka hanya menegaskan kecintaannya pada negaranya.
Penggagas kampanye ini Ksenia Melnikova mengatakan proyek ini tidak didanai Kremlin. Dalam lamannya, dua perusahaan Rusia serta Vnukovo Airport tercantum sebagai sponsor.
Setelah Moskow, mereka akan mengunjungi Crimea. Daerah lain juga sudah mengundang mereka. Kaus yang ditukarkan akan didaur ulang