Senin 06 Oct 2014 08:00 WIB

'Mahabhandana' Ajak Remaja Pahami Filosofi Wayang

Salah satu bagian pertunjukan Wayang Wong
Salah satu bagian pertunjukan Wayang Wong "Mahabhandana"

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergelaran Wayang Wong bertajuk "Mahabhandana" sukses menyedot perhatian banyak penonton. Pertunjukan yang digelar pada Kamis (2/10) di Gedung Kesenian Jakarta itu tidak hanya disaksikan penonton orang tua tapi juga anak muda. 

Gedung pertunjukan berkapasitas 472 tempat duduk itu penuh sesak dengan ratusan pelajar dan mahasiswa. 

"Hal ini menunjukkan bahwa yang mengatakan wayang hanya tontonan bagi kaum tua tak selamanya benar," kata Eny Sulistyowati, seniman tari yang menggelar pertunjukan, Senin (10/6). 

Bahkan, lanjut Eny, mereka tak hanya penuh empati menyaksikan pergelaran berdurasi lebih dari dua jam tersebut. Mereka juga antusias berdialog pada sesi diskusi usai pergelaran. 

"Pertunjukan wayang merupakan hiburan berwujud tontonan yang mengandung tuntunan untuk memahami tatanan. Seni Wayang banyak mengandung nilai-nilai luhur. Oleh karena itu, perlunya remaja memahami filosofi Wayang," kata dia. 

Dalam pergelaran itu, Eny yang melibatkan tak kurang dari 150 seniman tradisi dari Surakarta, Yogyakarta, Semarang dan Jakarta itu memang menggarapnya secara kreatif. Yakni dengan tetap mempertahankan keaslian 'wayang wong' yang bersumber pada keaslian pertunjukan 'wayang wong' istana Mangkunegaran. Namun dikembangkan dalam konteks kekinian. 

Pengembangan ke konteks kekinian itu, kata Eny, diterapkan baik pada garap sanggit, iringan musik, tata rias juga busana klasik. 

"Sehingga dapat mengajak generasi muda sebagai penerus bangsa mencintai kekayaan budaya negeri sendiri," kata dia. 

Sedangkan di malam kedua, Jumat (3/10) pertunjukan mendapat apresiasi dari para Duta Besar dan Atase Kebudayaan negara sahabat. Diantaranya ikut menyaksikan; Duta Besar Tunisia  H. E. Mr. Mourad Belhassen dan dan Mrs.Belhassen, Duta Besar Kerajaan Thailand Mr. Vutty Vutisant , dan Mrs.Vutisant, serta Duta Besar Polandia Lbegniew Wilinski.

Sejumlah pejabat kementerian dan para pemerhati seni dan budaya dari berbagai organisasi pewayangan juga ikut menyaksikan. Diantaranya Menteri Pekerjaan Umum Indonesia DR. (HC) Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE. 

Mahabandhana melibatkan tak kurang dari 150 seniman tradisi dari Surakarta, Yogyakarta, Semarang  dan Jakarta. Didukung para bintang panggung dari Alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Yogyakarta. Diantaranya; Agus Prasetyo (berperan sebagai Raden Pandu) yang juga bertindak sebagai sutradara, Wahyu Santoso Prabowo, S.Kar., M.S (Prabu Kresnadipayana), Ali Marsudi, S. Sn (PrabuKunthiboja), dan Eny Sulistyowati SPd, SE (Produser), yang berperan sebagai Dewi Kunthi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement