REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite Tetap Perdagangan Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jakarta Fathya Feurazia Yuliandre mengatakan bahwa minat berhijab kian meningkat membuat Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat mode Muslim dunia, beberapa tahun mendatang.
"Penggemar hijab di Indonesia sekarang semakin banyak, sehingga pengusaha baju Muslim juga mulai bermunculan," ujar Fathya di Jakarta, Jumat (24/10).
Penggunaan hijab pada masyarakat dalam negeri yang variatif dan dianggap semakin modern, ia nilai, menjadi alasan meningkatnya peminat busana Muslim di sejumlah daerah Indonesia.
Fenomena tersebut akhirnya membuka kesempatan usaha bagi para produsen pakaian lokal untuk memperluas produksinya pada pakaian Muslim. Fathya mengatakan bahwa sudah ada banyak produk busana Muslim buatan pengusaha lokal yang diekspor ke luar negeri saat ini.
Indonesia bahkan menjadi eksportir baju Muslim terbanyak di dunia saat ini, mengalahkan Malaysia yang juga diketahui bergelut pada usaha yang sama, ucapnya.
Oleh karena itu, meningkatnya pengguna hijab serta tingginya produksi busana Muslim di Jakarta, membuka kesempatan besar bagi Ibu Kota Indonesia untuk menjadi pusat mode Muslim dunia. "Potensi ini harus segera dilihat oleh Pemerintah Jakarta, karena hal ini kemudian dapat diunggulkan oleh Ibu Kota," tutur dia.
Sebelumnya, Fathya mengatakan Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Jaya dan Pemda DKI Jakarta akan membentuk "Jakarta Islamic Fashion Community", di mana komunitas ini akan menjalankan tiga program yang merupakan, pendidikan bagi para pelaku bisnis, promosi untuk memopulerkan produk-produk dalam negeri di dunia internasional maupun nasional, serta pendidikan mengenai transaksi bisnis.