REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Hongaria menemukan bahwa musim saat seseorang dilahirkan memengaruhi tingkat suasana hari (mood).
Tim peneliti ini dipimpin oleh Zoltan Rihmer dari Semmelweis University di Budapest. Temuan mereka ini diungkapkan di the European College of Neuropsychopharmacology (ECNP) Congress di Jerman dengan menghadirkan si penulis Xenia Gonda.
Menurut Gonda, studi biokimia menunjukkan bahwa musim seseorang dilahirkan, seperti musim panas, musim semi, dan musim hujan memengaruhi tingkat dopamin dan serotonin serta neurotransmitter yang dapat memengaruhi suasana hati mereka di saat dewasa.
"Ini mendorong kami untuk percaya bahwa sifat-sifat berdasarkan musim kelahiran ini berlaku lama," ujar Gonda, dilansir dari Medical News Today, Selasa (28/10).
Peneliti menganalisis lebih dari 400 peserta. Seluruh peserta harus tahu musim kelahiran mereka masing-masing, kemudian dinilai karakter kepribadian mereka ketika dewasa.
Hasilnya? Orang yang lahir di musim panas cenderung menjadi ceria, positif, dan enerjik dibandingkan yang lahir di musim dingin. Mereka mungkin lebih cepat mengalami perubahan suasana hari, misalnya dari ceria ke sedih atau sedih ke ceria dibandingkan orang yang lahir dimusim semi dan dingin. Kondisi ini disebut temperamen cyclothymic.
Orang yang lahir di musim semi cenderung memiliki temperamen hyperthymic. Mereka lebih ceria dan penuh energi dibandingkan mereka yang lahir di musim dingin. Kondisi ini disebut temperamen hyperthymic.
Mereka yang lahir di musim dingin biasanya jarang marah dibandingkan mereka yang lahir di musim semi dan musim panas. Ini mengakibatkan mereka tidak akan mudah depresi.
Profesor Eduard Vieta mencatat bahwa temperamen seseorang juga dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan.