Jumat 19 Dec 2014 14:01 WIB

Bisnis Gaya Hidup Kian Marak Seiring Pertumbuhan Kelas Menengah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu ruang pamer dalam gerai IKEA Alam Sutera.
Foto: dok IKEA
Salah satu ruang pamer dalam gerai IKEA Alam Sutera.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kebutuhan gaya hidup telah menjadi bagian yang tidak dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, berpengaruh terhadap daya beli masyarakat untuk memenuhi tren gaya hidup dalam kesehariannya.

Makin banyak brand gaya hidup dari luar negeri yang kini dengan mudahnya ditemukan di pusat perbelanjaan atau bahkan mendirikan gedungnya sendiri di Tanah Air.

Public Relations IKEA Indonesia, Ririn Basuki mengatakan, salah satu alasan IKEA membuka cabang di Indonesia yakni dilatarbelakangi oleh perekonomian yang semakin membaik. Selain itu, jumlah kelas menengah masyarakat Indonesia juga semakin meningkat dalam waktu sepuluh tahun terakhir, sehingga daya beli untuk pemenuhan kebutuhan menjadi lebih baik.

“Masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai peduli terhadap perkembangan tren yang terjadi di dunia,” ujar Ririn, kemarin (18/12).

Ririn menambahkan, masyarakat Indonesia tidak hanya mulai mengikuti tren namun terbuka terhadap hal-hal baru. IKEA memang dibangun bukan untuk ikut arus tren, melainkan membuat tren sendiri dan berbeda dengan yang lain. Meski menawarkan sesuatu yang berbeda, keberadaan IKEA dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia dan produk-produknya juga disukai.

Menurut Ririn, IKEA tak hanya sekadar menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga namun juga memberikan inspirasi gaya baru kepada masyarakat. “Kita tidak memaksa pembeli untuk langsung membeli semua perabotan di IKEA, tapi dimulai dari yang kecil-kecil dulu sehingga memberi inspirasi bagi mereka,” ujar Ririn.

Saat ini masyarakat Indonesia memang sudah terbuka dengan hal-hal global, akan tetapi perlu diantisipasi agar tidak terlalu berlebihan. Ririn mengatakan, industri bisnis gaya hidup yang berkembang di Indonesia hendaknya dapat menggiring masyarakatnya menjadi mandiri, modern, dan sederhana. Selain itu, dapat mengajak masyarakat untuk mementingkan keperluan orang banyak melalui program kampanye yang diusung.

Sementara itu, Head of Communications L’Oreal Indonesia, Melanie Masriel juga memiliki pandangan yang sama. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia kelas menengah semakin tumbuh dengan baik. Sehingga, kebanyakan masyarakat Indonesia mulai mengikuti perkembangan tren yang terjadi di dunia, terutama dalam kosmetik.

“Sebagai lifestyle beauty company, penting sekali bagi kami untuk membaca tren yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia,” kata Melanie.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement