Kamis 19 Feb 2015 22:29 WIB

Mengenal Ciri-ciri Batu Akik dari Ahlinya

 Gemologist pada Lembaga Pengembangan dan Sertifikasi Batu Mulia (LPSB) Kabupaten Banjar, Muhammad Faisal Rahman
Foto: istimewa
Gemologist pada Lembaga Pengembangan dan Sertifikasi Batu Mulia (LPSB) Kabupaten Banjar, Muhammad Faisal Rahman

REPUBLIKA.CO.ID,MARTAPURA –  Bacan, tentu sangat familiar di telinga para penghobi batu permata. Bacan atau nama aslinya adalah crysocolla-in-chalcedony ini ditambang dari pulau bacan di kepulauan Maluku. Konon batu bacan lah yang diberikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat berkunjung ke Indonesia sebagai cindera mata dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono,

Dari sinilah akhirnya batu Bacan semakin populer di Indonesia. Fenomena batu permata beberapa kota di Indonesia cukup menarik untuk diulas, pasalnya masyarakat mendadak keranjingan dan gila batu permata khususnya batu akik. Dan tidak sedikit dari mereka yang merogoh kocek untuk bisa memiliki batu tersebut. Namun terkedang mereka terpaksa kecewa dan tertipu lantaran batu yang dibelinya ternyata palsu.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui keaslian batu secara ilmiahnya.  Gemologist pada Lembaga Pengembangan dan Sertifikasi Batu Mulia (LPSB) Kabupaten Banjar, Muhammad Faisal Rahman mengatakan, akik dalam ilmu batunya tergabung dalam keluarga (species) chalcedony. “Kemudian terbagi ke dalam beberapa jenis (variety) bedasarkan warna dan tingkat transparansi batu akik tersebut,” kata Faisal kepada Republika Online, Kamis (19/2).

Faisal pun memberikan sejumlah ciri-ciri untuk melihat keaslian batu akik sesuai dengan jenisnya. Antara lain, japser (batu akik yang tidak tembus cahaya/disenter dari bawah (opaque), sard (akik berwarna orange/kuning tua), dan  carnelian (akik berwarna orange/kuning).

Selain itu, lanjut Faisal, terdapat agate (akik dengan ada perbedaan warna (color banding) dengan pola membentuk garis (layer) atau tidak beraturan, moss agate (akik dengang mengandung mineral yang menyerupai lumut), bloodstone (akik berwarna hijau dengan bercak merah dipermukaan batu), sardonyx (akik jenis sard dan atau carnelian dengan pola garis putih/hitam beraturan ataupun tidak beraturan), dendritic agate (akik dengan mengandung (inclution) mineral chorite yang terlihat seperti akar pohon), onyx (akik warna hitam dengan ada garis putih atau hitam),dan plasma (akik warna hijau tua dengan bercak putih atau kuning).

Faisal menambahkan, terdapat akik warna hijau sangat gelap yang disebut prase, lalu iris agate (akik dengan phenomenal warna pelangi (iridescent color) kita terkena cahaya), fire agate (akik dengan permukaan bergolombang dengan phenomenal/memancarkan berbagai warna), chrysoprase (akik yang berwarna hijau kekuningan), dan chrysocolla-in-chalcedony (jenis akik dengan warna hijau kebiru-biruan kerana mineral chrysocolla).

Jebolan Gemological Institute of America (GIA) dan Asian Institute of Gemological Sciences (AIGS) ini menjelaskan, chalcedony atau batu akik sudah ada lebih dari 3000 tahun yang lalu. Batu akik digunakan manusia untuk perhiasan karena mudah didapatkan dan warna yang menarik. “Batu permata yang kita pakai adalah salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Batu yang kita gunakan umurnya beratus-ratus bahkan berjuta-juta kali lipat dari umur kita, karena proses pembentukannya memerlukan jutaan bahkan milyaran tahun yang lalu,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement