Kamis 26 Feb 2015 15:55 WIB

Harta Benda Terbukti Gagal Membahagiakan

Kesejahteraan ternyata tidak serta merta mengakibatkan hidup seseorang jadi lebih bahagia.
Foto: pixabay
Kesejahteraan ternyata tidak serta merta mengakibatkan hidup seseorang jadi lebih bahagia.

REPUBLIKA.CO.ID, Gaya hidup modern yang materialistis terbukti gagal membahagiakan. Pola hidup ini justru merusak kesehatan dan menimbulkan beban ekonomi tinggi menurut hasil studi baru yang dipublikasikan dalam International Journal of Environmental and Health Research.

Hasil studi para peneliti di University of Essex, University of Exeter Medical School dan NHS Sustainable Development Unit menunjukkan bagaimana gaya hidup orang Inggris menimbulkan beban ekonomi hingga 180 miliar poundsterling atau sekira Rp 3.596 triliun setiap tahun.

"Mendefinisikan kembali apa yang selama ini dipikirkan tentang kesejahteraan serta mendorong konsumsi barang dan layanan ramah lingkungan, dan memprioritaskan konsumsi non-materi bisa benar-benar menyelamatkan uang negara," kata penulis utama studi, Profesor Jules Pretty dari University of Essex.

Ia mengatakan bahwa yang diperlukan sekarang adalah memprioritaskan akumulasi efek positif kesejahreraan sepanjang hidup untuk semua orang dengan membangun komunitas-komunitas yang kuat, mendorong perjalanan aktif, meningkatkan penggunaan ruang hijau dan makan sehat serta mempromosikan intervensi berbasis alam untuk kesehatan.

"Ekonomi yang lebih hijau dan pro-sosial adalah ekonomi yang lebih baik. Ini juga bisa membantu menyelamatkan planet," katanya.

Tim riset menganalisis efek samping negatif dari pola konsumsi yang ada pada enam faktor kritis yang membantu memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan yakni makan makanan sehat, aktif secara fisik, berpikiran sehat, hubungan dengan komunitas dan keluarga, kontak dengan alam serta ruang hijau/biru, dan keterikatan dengan kepemilikan yang berharga.

Di negara makmur seperti Inggris, kesejahteraan tidak rata-rata meningkat bahkan meskipun Produk Domestik Bruto secara substansial tumbuh.

Bagian dari masalahnya menurut para peneliti adalah peningkatan positif apapun dalam kesejahteraan akibat kemakmuran ekonomi dengan sangat cepat terkikis oleh biaya-biaya akibat gangguan kesehatan mental, demensia, obesitas, diabetes, ketidakaktifan secara fisik, kesendirian dan penyakit kardiovaskular yang berdampak pada banyak orang.

Tim riset telah menghitung peningkatan besar biaya kesehatan akibat gaya hidup modern di Inggris. Biaya langsung untuk gangguan kesehatan mental, demensia, obesitas, ketidakaktifan fisik, diabetes, kesendirian dan penyakit kardiovaskuler (termasuk stroke) setiap tahun 60 miliar pound atau sekitar Rp 1.199 triliun.

Total beban terhadap ekonomi secara keseluruhan mendekati 180 miliar poundsterling setiap tahun atau 18,6 persen dari Produk Domestik Bruto.

Penulis studi yang lain, Profesor Michael Depledge dari University of Exeter, mengatakan bahwa ada peluang untuk memperbaiki kesehatan dan ekonomi sekaligus dengan bergerak menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang juga memprioritaskan kesejahteraan individu.

"Akan membantu kita hidup lebih lama, hidup lebih sehat, dan juga memungkinkan kita melindungi dan melestarikan lingkungan alam," katanya seperti dikutip dari rilis University of Essex.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement