Senin 09 Mar 2015 07:24 WIB

Hj Ni Made Asri Gelar Pameran Tunggal di Hari Perempuan

Rep: Heri Purwata/ Red: Winda Destiana Putri
Pameran lukisan (ilustrasi)
Foto: Republika / Raisan Al Farisi
Pameran lukisan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pelukis asal Bali, Hj Ni Made Asri menggelar pameran lukisan tunggal di Galeri Muja Muju Umbulharjo 2/854 Yogyakarta.

Pameran yang dibuka Yani Saptohoedojo, Ahad (8/3), menampilkan sebanyak 35 karya lukisan dan berlangsung hingga Rabu (8/4) atau selama satu bulan.

Ini merupakan pameran tunggal pertama kali yang digelar Hj Made Asri dan sekaligus pembukaan galerinya. "Ibu Hj Asri, sudah sering melakukan pameran bersama sejak tahun 1972 lalu, namun baru kali ini pameran tunggal dilaksanakan. Saya mengharapkan pameran tunggal tidak hanya kali ini saja, tetapi ada pameran-pameran berikutnya," kata Godod Sutedjo, koordinator pameran pada pembukaan Ahad (8/3).

Pameran yang bertajuk 'Menguak Lelah Garis' dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk mengenalkan perjalanan karya kreatif Hj Made Asri kepada publik yang lebih luas. Menurut Godod, pameran ini juga dimaksudkan untuk retrospeksi perjalanan karya Hj Made Asri dan bentuk dorongan agar karya-karyanya semakin ditempatkan dalam peta seni rupa nasional.

"Pameran ini juga ikut menandai Hari Pekerja Perempuan Sedunia yang jatuh tanggal 8 Maret. Karena itu, karya perempuan seperti Hj Made Asri ini perlu diapresiasi secara luas," kata Godod Sutedjo yang juga perupa Yogyakarta.

Hj Made Asri belajar kesenian sejak kanak-kanak di Denpasar Bali. Setelah menamatkan pendidikan di SMSR Denpasar, ia melanjutkan ke STSRI ASRI Yogyakarta tahun 1972. Setelah lulus sarjana seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Hj Made Asri menjadi guru kesenian di SMA Yogyakarta dan terakhir sebagai guru kesenian di SMAN I Kasihan (Tirtonirmolo) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sedangkan Hj Made Asri mengaku banyak belajar ilmu melukis dari perupa Fajar Sidik dan pergaulannya dengan sesama pelukis. Bekal tradisi dan kesenian yang diperoleh sejak kecil membuatnya selalu tertari untuk mengangkat lukisan yang bernilai tradisi dan kehidupan sehari-hari di masyarakat. Di antaranya, tarian Bali, Ngaben, Kintamani, Pura, Rangda, Tanah Lot, Bunga. Sedangan seusai menunaikan ibadah haji lukisannya berupa Towaf dan Kabah.

"Rasanya, kalau ide belum dituangkan dalam garis, seperti belum selesai," kata Hj Ni Made Asri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement