REPUBLIKA.CO.ID, -- Perancang busana muslim Indonesia, Irna Mutiara memiliki kesibukan baru. Ia ditunjuk menjadi pendamping sekaligus pengembang kurikulum pendidikan tata busana di SMK NU Banat, Kudus, Jawa Tengah.
Bekerjasama dengan program dari Djarum Foundation dan BNI, wanita yang menjadi perancang busana sejak tahun 1996 ini berupaya menciptakan tenaga-tanaga handal bidang industri kreatif, khususnya busana muslim. Dalam satu bulan, empat kali Irna mengunjungi sekolah tersebut.
"Buat saya mengajar adalah satu proses delegasi transformasi ilmu. Daripada ilmu itu beku, lebih baik informasi yang saya punya disampaikan agar bisa mengalir terus," ujar Irna Mutiara saat ditanya alasanya mau menjadi pembimbing sekaligus pengajar di sekolah itu, Rabu (11/3).
Selain itu, kata dia, memberikan ilmu fashion khususnya busana muslim juga bagian dari syiar. "Buatlah sesuatu yang adalah kebaikan. Jadi apa salahnya mengajarkan pada orang lain," kata dia.
Keterlibatan Irna di sekolah itu dimulai pada September 2014 lalu. Tidak hanya tentang ilmu dasar tata busana tapi juga teori busana muslim serta perkembangan busana muslim itu seperti apa.
Hal itu, ungkapnya, dapat membuka wawasan bagi para siswi bahwa busana muslim telah berkembang pesat. Dan Indonesia dengan populasi Muslim terbesar dan ragam kekayaan budaya lokal dapat memainkan peran dalam perkembangan busana muslim dunia.
"Makanya ketika saya diminta untuk menjadi pembina saya sambut dengan suka cita," kata dia.
Dengan adanya sekolah ini ia yakin akan tercipta banyak tenaga ahli dalam dunia fashion, sehingga busana muslim Indonesia akan semakin terdengar.
"Karena kalau mau unggul memang harus dimulai dari pendidikan. Mudah-mudahan konsep ini bisa dicopy oleh daerah-daerah lain," ujar pemilik brand Irna La Perle ini.