REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kaum wanita sebetulnya bisa mewakili seluruh lini kehidupan, mulai dari organisasi, profesi, hingga kepemimpinan.
Kurangnya keterwakilan perempuan di berbagai bidang kini menjadi masalah moral ketidaksetaraan gender dan isu praktis produktivitas dan retensi staf.
"Saat ini banyak yang beranggapan perempuan berisiko untuk ditempatkan di posisi seorang pemimpin karena berisiko atau berbahaya," kata Profesor di University of Exeter, Michelle Ryan, dilansir dari Science Daily, Jumat (24/4).
Ryan menemukan bahwa keseimbangan karier dan kehidupan kaum wanita berkaitan erat dengan identitas dan rasa memiliki. Sementara itu, konflik memainkan peran kecil dalam memengaruhi persepsi keseimbangan karier dan bekerja. Selama wanita merasa cocok dengan apa yang mereka kerjakan maka mereka bisa meraih kesuksesan dalam profesinya.
Jika wanita merasa lemah dan tidak nyaman dengan kehidupan kerjanya, tapi mereka masih berpenampilan seolah nyaman dan baik-baik saja, maka inilah yang berimplikasi negatif pada mereka.