Kamis 18 Jun 2015 01:05 WIB

11 Rahasia Sukses Novel “Ayat-Ayat Cinta” , Detil Yang Menggoda (bag 2)

Habiburrahman El Shirazy, penulis novel Ayat Ayat Cinta.
Habiburrahman El Shirazy, penulis novel Ayat Ayat Cinta.

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Novel "Ayat-Ayat Cinta" yang ditulis Habiburrahman El-Shirazy  menggebrak perhatian khalayak dan sampai saat ini (lebih 10 tahun) masih bertengger sebagai salah satu novel Indonesia terlaris.

Apa sebetulnya rahasia sukses novel yang ditulis oleh novelis lulusan Al-Azhar University Kairo, Mesir itu? Setidaknya ada 11 rahasia yang membuat novel “Ayat-Ayat Cinta” (AAC) sukses dan menjadikan penulisnya sebagai miliarder.

Pertama, Orisinalitas. Kekuatan pertama novel Ayat-Ayat Cinta (AAC)  terletak pada orisinalitasnya. Novel ini menampilkan sesuatu yang baru dan asli, baik dari segi latar belakang cerita maupun latar belakang tempatnya.

Kekuatan kedua novel AAC terletak pada deskripsinya yang sangat rinci atau detil. Berikut ini contoh-contoh detil dalam novel AAC:

Udara musim panas di Mesir (Cairo) yang sangat menyengat. ‘’Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan baru neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik.’’ (hlm 15)

Atau, bagaimana penulis menggambarkan suasana di dalam metro: ‘’Padang pasir seperti mendidih. Semua penumpang basah oleh air peluh.’’ (hlm 34)

Simak pula cara penulis menggambarkan seorang petugas polisi yang tampak kurus kering: ‘’Panas sahara seperti menghisap habis darahnya.’’ (hlm 58)

Tempat-tempat penting di Mesir, seperti: Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Khaima, ujung utara Cairo, tempat talaqqi (belajar Alquran langsung kepada seorang ulama) pada Syaikh Ustman (hlm 16) Juga Hadayek Helwan, daerah tempat tinggal mahasiwa Indonesia (pada umumnya) di Cairo (hlm 18)

Demikian pula  Nasr City. Seperti pembicaraan Aisha dengan Fahri:  ‘’Aku dengar dari paman, di Nasr City banyak mahasiswi Indonesia.’’ (hlm 102) Masjid Indonesia Cairo di Dokki, Cairo, tempat KBRI (hlm 19)

 Wisma Nusantara di Rab’ah El-Adawea, Nasr City, Cairo. ‘’Ia masih di Wisma Nusantara yang menjadi sentral kegiatan mahasiswa Indonesia. Gedung yang diwakafkan oleh Yayasan Abdi Bangsa itu terletak di Rabi’ah El-Adawea, Nasr City.’’ (hlm 67)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement