REPUBLIKA.CO.ID, JOHOR BARU -- Saat ini jubah ala Timur Tengah merupakan pakaian populer di Hari Raya Idul Fitri terutama bagi para pria antara 16 sampai 40 tahun di Malaysia.
Desainer dari Teluk Belanga, Jamil Sukaimi mengatakan banyak pelanggannya yang memilih memesan jubah Timur Tengah selain baju melayu Teluk Benggala atau baju melayu Cekak Musang.
Jamil berkata, tidak seperti baju melayu Teluk Belanga atau Cekak Musang, yang biasanya datang dalam warna-warna cerah, jubah biasanya berwarna senada dengan bumi seperti padang pasir coklat, hijau zaitun dan biru kobalt.
"Jubah dapat dipakai lagi dan lagi setelah Hari Raya untuk shalat Jumat dan duduk-duduk di sekitar di rumah karena sangat nyaman," kata Jamil dilansir dari The Star, Senin (13/7).
Dia mengatakan kapas adalah bahan terbaik untuk membuat jubah pria sesuai iklim di negara itu, sedangkan baju melayu biasanya terbuat dari linen, sutra, satin dan katun campuran-linen.
Jamil pun mulai menerima pesanan untuk jubah sejak Desember lalu, pelanggannya pun adapula yang berasal Singapura. Pakaian tersebut biasanya dibanderol dengan harga 280 Ringgit Malaysia.
"Tidak seperti orang Timur Tengah yang lebih jubah putih atau hitam, pria Melayu bersedia untuk bereksperimen dengan jubah warna yang berbeda," katanya.
Jamil mengatakan meskipun popularitas jubah pria selama dua tahun terakhir, masyarakat di Johor masih lebih suka Baju Melayu Teluk Belanga untuk Hari Raya.
"Gaya telah sekitar selama hampir 150 tahun dan ini identik dengan Johor Melayu, sedangkan Melayu dari negara-negara lain akan pergi untuk Baju Melayu Cekak Musang," tambah Jamil.
Biru, oranye, abu-abu dan ungu adalah beberapa warna yang digunakan, tetapi hitam adalah yang paling populer sebagai Baju Melayu Teluk Belanga dapat dipakai di acara-acara resmi.