REPUBLIKA.CO.ID, Saat ini masih banyak masyarakat yang enggan tampil dengan pakaian tradisional seperti kain. Salah satu alasannya adalah ketidakpraktisan busana tradisional.
Namun, tidak begitu dengan Komunitas Cinta Berkain (KCB) yang berisi perempuan yang gemar berkain. Mereka memiliki misi untuk mengukuhkan identitas bangsa dengan berbusana tradisi Indonesia yaitu berkain.
Ketua Umum dan pendiri KCB, Sitahani H Agustanzil, mengatakan Indonesia memiliki budaya yang selain kaya juga beragam. Dalam hal seni busana kekayaan Indonesia dapat dilihat dari jenis kain yang berbeda dari setiap daerah.
Menurutnya, sebenarnya terdapat banyak cara untuk menggunakan kain yang disesuaikan dengan situasi, tempat dan peristiwa, sehingga berkain tidak hanya pada acara resmi dan formal tetapi dapat digunakan dalam keseharian aktivitas perempuan Indonesia.
“Dengan meningkatnya penggunaan kain sebagai busana harian perempuan Indonesia akan meningkatkan produktivitas pengrajin pembuat kain di berbagai tempat dan diharapkan untuk dapat meningkatkan tingkat skala ekonomi mereka,” ujarnya.
Di pihak lain, dengan berkain diharapkan identitas bangsa juga akan semakin dikukuhkan. KCB sendiri didirikan pada tanggal 9 Maret 2014 di Jakarta dan dalam waktu satu tahun berkembang pesat, dilihat dari jumlah anggotanya yang saat ini mencapai kurang lebih 800 orang.
Cepatnya perkembangan KCB juga dapat dilihat dengan telah terbentuknya cabang-cabang di Bandung dan Bogor selain juga di mancanegara, dimulai dengan cabang di San Francisco Amerika yang diresmikan pada April 2014.
Diharapkan bahwa dengan berdirinya cabang di berbagai daerah akan mempercepat terlaksananya visi dari Komunitas Cinta Berkain untuk menegakan identitas bangsa melalui seni budaya khususnya seni busana Indonesia.