REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Sawahlunto International Songket Carnival 2015 mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada Jumat (28/8) lalu. Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf mengatakan Sawahlunto International Songket Carnival 2015 merupakan gelaran kali pertama yang menampilkan ragam fesyen berbahan songket. Tak hanya peserta yang menggunakan songket, namun para warga Kota Sawahlunto, Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya, yang menjadi penonton turut serta menggunakan songket.
"MURI mencatat ada sekitar 17.290 warga yang menggunakan songket hari ini. Makanya masuk dalam rekor MURI," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah masyarakat menggunakan kostum berbahan dasar tenun dengan berbagai motif dan bentuk. Sawahlunto International Songket Carnival 2015 menampilkan songket Silungkang yang dibungkus dengan berbagai tema. Menurut Ali, gelaran ini merupakan bukti berkembangkannya industri kecil menangah (IKM) di Kota Sawahlunto.
Saat ini, ujarnya, Kota Sawahlunto memiliki 900 pengrajin songket yang tersebar di empat kecamatan. Sawahlunto International Songket Carnival 2015, lanjutnya, akan menjadi agenda wajib yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Sawahlunto setiap tahun. Gelaran ini, akan menjadi pesta bagi masyarakat setempat dan sekitarnya.
Sawahlunto International Songket Carnival 2015 dilaksanakan dari Museum Stasiun Sawahlunto hingga ke Museum Gudang Ransum. Sejumlah daerah, sekolah dan instansi pemerintahan memamerkan fesyen songket dengan berbagai tema dan motif. Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, dalam kesepatan tersebut mengatakan, saat ini songket menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Kota Sawahlunto. Terlebih, kota ini memiliki warisan budaya arsitektur yang sangat kental.