REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Ratusan seniman yang tergabung 38 grup tari telah mengikuti Festival Tari Rakyat 2015 yang digelar di Alun-alun Kompleks Perkantoran Setda Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Ahad (30/8).
Ratusan penari tersebut datang dari 19 kecamatan di Boyolali, dan setiap kelompok tari terdiri dari 10 hingga 25 seniman yang diberikan kesempatan membawakan tarian khas daerahnya masing-masing tampil di panggung yang sudah disediakan.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Boyolali, Mulyono Santoso, pihaknya menggelar Festival Tari Rakyat dalam rangka memperingati HUT Ke-70 Kemerdekaan RI, dan diikuti sebanyak 38 grup kesenian di Boyolali.
Menurut Mulyono Santoso, setiap peserta dengan kegiatan festival tari tersebut dengan semangat menampilkan kelihaian masing-masing dengan diiringi irama musik gamelan Jawa.
Mulyono menjelaskan, pihaknya menggelar kegiatan tari rakyat tersebut dengan tujuan untuk melestarikan tarian tradisional, sekaligus melindungi kesenian Indonesia agar tidak diakui oleh negara lain.
"Kegiatan ini, untuk melestarikan tarian tradisional di daerah seperti Tari Soreng, Topeng ireng asal (lereng Merapi dan Merbabu), reog, dan kuda lumping serta tarian tradisional lainnya.
Menurut dia, para peserta yang diberikan kesempatan tampil di panggung tersebut dinilai oleh juri dari Disbudpar Boyolali dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.
Peserta grup tari yang terbaik akan menjadi juaranya untuk mendapatkan piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan total Rp8 juta. Pelaksana tugas Bupati Boyolali, Sri Ardiningsih dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasi kegiatan festival tari rakyat tersebut.
Menurut Sri Ardiningsih, sebagai generasi penerus kesenian tradisional sudah menjadi kewajibannya untuk senantiasa melestarikan dan mengembangkan ke depan.
"Sebagai generasi muda kita harus tetap bangga memiliki banyak seni budaya tradisional yang tumbuh di lingkungan masyarakat," kata Sri Ardiningsih.
Pihaknya berharap dengan cara melestarikan seni budaya rakyat tersebut, maka tari tradisional di Indonesia akan sulit tergerus globalisasi atau tradisi asing. Pemkab Boyolali hingga sekarang terus berupaya membina kegiatan seni tradisional yang tumbuh di masyarakat. Hal itu, dilakukan melalui pembinaan di sekolah-sekolah dan kelompok seni.
Oleh karena itu, lanjut Sri Ardiningsih, dengan digelarnya festival tari rakyat tersebut sebagai wujud dan tanggung jawab pemerintah untuk melestarikan seni tradisional yang menjadi warisan sebi budaya para leluhur.