Selasa 08 Sep 2015 05:09 WIB

Bogor Organic Fair Kembali Dihelat

Buah dan sayur organik banyak digemari karena dipandang bebas pestisida.
Foto: AP
Buah dan sayur organik banyak digemari karena dipandang bebas pestisida.

REPUBLIKA.CO.ID, Bogor Organic Fair kembali digelar tahun ini. Bogor Organic Fair kelima akan berlangsung di GOR Pajajaran Bogor, Jawa Barat, 11-13 September 2015 dengan mengambil tema “Organic Street Food”. 

Kali ini, BOF ingin menunjukkan bahwa produk organik telah menjadi kebutuhan dan bagian dalam gaya hidup. “Melalui ajang Bogor Organic Fair yang kelima ini, kita bisa melihat bermacam produk lokal dan organik dengan aneka bentuk olahan khas dan tradisional dari berbagai daerah yang ada di sekitar kita. Selain itu, kita juga semakin mengenal produk organik sebagai produk yang berkualitas dan bisa didapatkan atau dinikmati dengan mudah dan harga yang terjangkau,” jelas Andreas Setiawan, Koordinator Panitia BOF 5, dalam siaran pers kepada Republika.co.id, Selasa (8/9).

BOF akan diisi dengan bermacam produk pangan olahan organik yang pastinya kaya manfaat untuk kesehatan. Pangan organik olahan yang dihasilkan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis tentu terbebas dari residu berbahaya. 

Tamu khusus tahun ini adalah Andre Leu, President IFOAM Global, yang akan menyampaikan orasi bukunya “The Myth of Safe Pesticide” sebuah buku yang diterbitkan di Amerika dan mendapatkan penghargaan NIEA (National Indie Execelent Award) award.  Andre akan berbicara pada dua sesi, pertama pada PRA BOF 5 dalam Seminar International di Aula Seminar BALITRO Bogor, pada Kamis (10/9) dan oembukaan BOF 5, Jumat (11/9), di GOR Padjajaran Bogor.

Selain berisi pameran produk organik dan lokal, BOF juga diisi dengan aneka diskusi tentang SNI Multikualitas Beras Organik, acara memasak interaktif, serta bincang-bincang dengan narasumber, pakar, dan pelaku organik. 

Tahun ini, BOF menargetkan ada 10 ribu pengunjung yang datang. “BOF sebagai even tahunan dan nasional  ini diharapkan bisa menggerakkan publik untuk berperan aktif dalam menjaga dan menerapkan pola hidup sehat secara organik. Baik pola makan, bertani, maupun dalam kebiasaan sehari-hari,” ungkap Rasdi Wangsa, Direktur Eksekutif AOI. 

“Dengan mengonsumsi pangan organik, masyarakat bisa lebih sehat dan petani bisa lebih sejahtera karena hasil panen lebih baik dengan harga yang relatif lebih tinggi,” lanjutnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement