REPUBLIKA.CO.ID, Jamu sudah terkenal di Indonesia sejak lama bahkan terdahulu jamu punya peran lebih untuk dikonsumsi. Sayangnya menurut Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional (GPJOT) Dwi Ranny Pertiwi Zarman pemakaian obat tradisional sudah menurun.
"Pemakaian obat tradisional seperti jamu menurun terutama karena kurang promosi," kata Ranny dalam acara Pameran Jalur Rempah di Museum Nasional, Selasa (20/10).
Dengan menurunya pemakaian jamu maka Ranny mengharapkan adanya upaya sekarang ini untuk menggiatkan pengenalan jamu sejak dini. Anak-anak sekarang menurutnya sudah tak lagi familiar terhadap jamu meskipun tidak semuanya.
"Minum jamu sejak kecil juga tidak ada ruginya. Daripada minum vitamin dari dokter kan tidak bisa dalam jangka waktu yang lama. Beda dengan jamu," ungkap Ranny.
Meskipun begitu ia bersyukur dalam beberapa kali acara pariwisata ada 'pojokan jamu'. Hal tersebut sangat membantu terutama jika ada jamu-jamu yang bisa dikonsumsi anak kecil seperti beras kencur atau kunyit asem.
Mengenai Pameran Jalur Rempah sendiri merupakan acara yang mengajak masyarakat untuk melakukan kilas balik sejarah Nusantara. Sama halnya dengan jamu, pemakaiannya sudah menurun diharapkan dengan diingatkanya mengenai rempah Indonesia maka jamu juga kembali terangkat. C32 / Rahayu Subekti