REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua pemenang Bilik Sastra Award 2015, yakni Susana Nisa, Buruh Migran Indonesia (BMI) Hongkong dan Agus Purwanto (BMI Malaysia) diajak oleh Voice of Indonesia (VOI) RRI Siaran Luar Negeri berkunjung ke kantor Harian Republika Jakarta, Senin (2/11). Sebelum pulang, mereka mampir di Toko Buku Republika, dan "memborong" buku-buku yang diterbitkan oleh Republika Penerbit, antara lain novel-novel karya Tere Liye.
Susana Nisa mengemukakan, hampir semua novel karya Tere Liye ada di Hongkong. Misalnya, Hapalan Shalat Delisa, Sepotong Hati yang Baru, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, dan Rindu. “Para penggemar novel-novel Tere Liye di Hongkong dari semua kalangan,” ujar Susana.
Para BMI di Hongkong, kata Susana, banyak yang memiliki novel-novel Tere Liye. Namun tidak sedikit yang membaca novel-novel tersebut di sejumlah perpustakaan umum yang banyak terdapat di Hongkong. “Kami selalu mengikuti fanpage-nya Tere Liye,” ungkapya.
Mengapa banyak sekali BMI yang menggemari novel-novel Tere Liye? Menurut Susana, novel-novel Tere Liye sangat bagus dan menarik. “Banyak metafora yang sangat indah dalam novel-novel Tere Liye. Dan kebanyakan BMI di Hongkong adalah wanita. Mereka sangat menyukai metafora-metafora tersebut,” papar Susana Nisa.
Agus Purwanto tidak hanya membeli novel “Pulang”. Ia juga membeli novel lainnya karya Tere Liye yang berjudul “Bidadari-Bidadari Surga”. Mengapa Agus membeli novel tersebut? “Sebab novel ini bagaikan menggambarkan istri saya yang seperti bidadari,” ujar Agus sambil tersenyum.
Lelaki yang bekerja di bidang konstruksi di Malaysia itu dengan bangga menceritakan keluarganya yang saat ini tinggal di Demak, Jawa Tengah.
“Istri saya, Marfuatus Suniyah adalah seorang hafizhah 30 juz Alquran. Kami menikah tahun 2009, dan sekarang punya dua buah hati, yakni Lailatul Fadhilah Assuni, 5,5 tahun, dan Anna Althafunnisa Zafirah, enam bulan,” kata lelaki berusia 32 tahun dan beristri usia yang sama.
Chief Executive Officer (CEO) Republika Penerbit Arys Hilman mengatakan sambutan pasar terhadap novel Pulang karya Tere Liye sungguh luar biasa. “Hanya dalam waktu sebulan, novel tersebut sudah cetak ulang delapan kali,” ungkap Arys Hilman.