REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Masih banyak yang tidak begitu paham dengan etika jamuan makan resmi atau yang lebih dikenal dengan table manners.
Etika tersebut merupakan warisan kebudayaan eropa. Table manners sudah dilakukan oleh kalangan pejabat kerajaan di Prancis pada abad ke-17.
Manager Food and Beverages Ammarosa Hotel Bogor Halman memaparkan aturan dasar dalam menikmati jamuan makan
"Setiap daerah mempunyai jamuan yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa aturan dasar yang terdapat di setiap etika makan," kata dia di Hotel Ammarosa Bogor, Sabtu (21/11).
Pertama, nakan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan. Lalu, berbicara dengan volume suara yang rendah.
"Tutupi mulut saat batuk atau bersin," ucapnya.
Halman mengingatkan jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi. Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan.
Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan. Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki etika makan yang buruk. Juga jangan bersedekap di meja makan.
"Selalu meminta ijin ke empunya acara saat akan meninggalkan meja makan, " ujar dia.
Jangan berbicara di telepon di meja makan. Usahakan tidak menimbulkan suara saat memakan sup.
Jangan pernah, menggunakan tangan saat mengambil makanan yang tersisa di dalam mulut, gunakan tusuk gigi. Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan sebagai apresiasi kepada tuan rumah.
Anda bisa menikmati hidangan saat tyan rumah mempersilahkan anda untuk mulai memakan makanan yang dihidangkan. Kemudian, mrnambahkan bumbu setelah mencicipi makanan dianggap kasar dan menghina koki.
Kecuali di restoran, jangan minta untuk menyingkirkan sisa makanan anda kecuali acara makan sudah selesai dan jangan pernah melakukan bila diundang ke acara formal.
"Jangan lupakan satu hal yang umum. Jangan lupa untuk selalu mengatakan tolong dan terima kasih setiap kali anda meminta bantuan," ujar dia.
(Baca juga: Bangun Relasi dan Bisnis dengan Table Manners)