REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Islamophobia disebut-sebut semakin merajalela di Eropa terlebih pascateror bom di Prancis. Karya terbaru novelis kenamaan Tanah Air, Habiburrahman El-Shirazy, kebetulan dibumbui kisah remaja Inggris yang anti-Muslim. Kisah tersebut tersaji dalam Novel Ayat-Ayat Cinta (AAC) jilid 2.
Dahaga para penggemar karya sastra fenomenal, AAC bakal segera terpuaskan dengan berbagai kejutan baru dari AAC2 ini. Sekuel lanjutan ini diakui lahir dari desakan para penggemar yang penasaran terkait lanjutan kehidupan sang tokoh utama, Fahri. Kali ini cerita tantangan dakwah di Eropa menjadi fokus utama novel tersebut.
AAC2 mengambil setting di Inggris Raya, tepatnya di Edinburgh, Skotlandia. Kepada Republika Penerbit, Kang Abik, sapaan akrab Habiburrahman El-Shirazy mengakui, ruh AAC2 adalah hadits Nabi Saw., “inna buitstu li utammima shalihal akhlak.” Artinya, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. Dan firman Allah, “wa ma arsalnaka illa rahmatan lil `alaimin yang berarti "dan tidak aku utus engkau (wahai Muhammad) kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam."
Dalam AAC2, Fahri berjuang menghadapi tantangan dakwah di Eropa Barat yang cukup dahsyat dengan bekal utama iman, dan keindahan akhlak. Fahri mati-matian menjadi seorang muslim yang bisa menjadi rahmat bagi sekitarnya.
Salah satu tantangan Fahri adalah tetangganya, kakak beradik, yaitu Keira dan Jason yang sangat anti-Muslim. Keduanya jenis remaja Islamophobia yang terpengaruh berita-berita negatif dari media tentang Islam dan umat Islam. Tapi, dengan cintalah Fahri menyikapi mereka. Interaksi Fahri dengan dua remaja itu jadi drama kemanusiaan yang indah.
Menurut Kang Abik, masyarakat sangat merindukan karya yang berkualitas dan bergizi. Maka di sinilah, sebagai penulis, ia merasa perlu berdialog dengan masyarakat dan para pembacanya. Sama halnya ketika membuat AAC1, Lulusan Al-Azhar, Kairo ini tak berpikir muluk. Penulis yang kerap dijuluki bertangan emas ini ini hanya berusaha menulis sebaik-baiknya. "Kalau harapan tentunya AAC2 semoga lebih baik dari yang sebelumnya," kata Kang Abik dalam wawancara dengan GM Content Penerbit Republika, Syahruddin El-Fikri.
Sementara itu, Syahruddin juga mengajak pembaca untuk bisa bisa memiliki novel pembangun jiwa ini. Karena banyak pengetahuan yang didapatkan di dalamnya. Ia menjelaskan AAC2 menceritakan Fahri sebagai doctor (S-3) yang sukses berdebat dalam Forum Oxford Union. Forum Debat itu biasanya tokoh-tokoh hebat dengan berbagai atar belakang keahlian, seperti Stephen Hawking, Bill Clinton, Ronald Reagen, Gianfranco Zola dan lainnya.
Tampilnya sosok Fahri membuat masyarakat Eropa sangat takjub dan kagum dengan kemampuan putra bangsa Indonesia. Latar belakang keilmuannya dalam bidang Filologi dan sejarah, membuat Fahri mampu menjawab setiap argumentasi yang datang. Fahri diangkat menjadi pengajar tetap di Oxford University, universitas terkemuka dunia. Fahri juga sukses sebagai pengusaha dengan restoran dan butiknya.
“Banyak hal yang bisa digali dalam novel AAC2. Isinya sangat mengagumkan, alurnya runut, tidak menggurui, dan bangga menjadi orang Indonesia,” kata Syahruddin saat dihubungi.
Pre-Order (PO) AAC2 dimulai pada Selasa (24/11) pukul 14.15 siang sampai Senin (30/11) sebanyak 2015 eksemplar. Pre-order AAC jilid 2 ditawarkan seharga Rp 95.000 dengan paket istimewa, yakni satu buku AAC1 secara gratis dilengkapi tanda tangan Kang Abik.
PO hanya bisa dilakukan melalui Toko Buku Republika atau pada saudara Yani (081285304767), dan toko buku online lainnya. Seperti parcelbuku.net, bukukita.com, bukabuku.com, YES24.co.id, tokobaca.com, bukubukularis.com, yoiki bookstore, dan fatahillahstan.