Rabu 09 Dec 2015 08:38 WIB

Ini Cara Hindari Jatuh Cinta dengan Sahabat Sendiri

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Jatuh hati pada sahabat sendiri sangat mungkin, tapi ada cara jika ingin menghindarinya.
Foto: Republika/Prayogi
Jatuh hati pada sahabat sendiri sangat mungkin, tapi ada cara jika ingin menghindarinya.

REPUBLIKA.CO.ID, Psikolog Klinis Dewasa, Untung Subroto Dharmawan mengatakan perempuan dan laki-laki yang bersahabat bisa saling jatuh cinta. Rasa yang lebih dalam umunya terjadi setelah ada kesamaan dan kenyamanan antara keduanya, kemudian mereka menginginkan hubungan meningkat pada jenjang yang lebih serius. Tapi mungkinkah cinta itu dihindari?

Menurutnya, cinta adalah ketertarikan secara fisik dan emosi seseorang pada orang lain yang terjadi karena adanya perasaan kenyamanan dan kecocokan diatara keduanya. Perasaan cinta haruslah didasari atas keigiinan untuk bersatu secara fisik, membagi perasaan (suka dan duka) dalam hidup agar juga menjadi bagian dari orang dicintai serta  adanya keiginan untuk berkomitmen untuk selalu bersama-sama mencapai visi masa depan.

“Apakah ini bisa dihindari? Perasaan cinta menyangkut pikiran dan perasaan dan perilaku  sesorang  pada orang lain, dan hal ini tentu saja dapat dihindari,” ujarnya kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.

Cara menghindarinya adalah dengan mengatur pikiran kita sendiri. Misalnya anggap bahwa orang yang kita sukai bukanlah orang yang tepat untuk berbagi perasaan, menghabiskan sisa hidup dan dia adalah bukan orang yang tepat  bagi kita untuk mengikatnya dalam sebuah komitmen.

Ketika pikiran ini dapat dikelola dengan baik, maka hal ini akan berpengaruh pada perasaan dan perilaku kita pada orang tersebut. Maka, kita tidak akan menganggap orang tersebut adalah individu yang penting dan kehadiran orang tersebut bukanlah hal yang menjadi prioritas utama dalam kehidupan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement