Kamis 10 Dec 2015 18:17 WIB

Songket Palembang Hiasi Lilin Aroma Aanandha

Motif songket Palembang hiasi lilin aroma produksi dalam negeri Aanandha.
Foto: dok Aanandhana
Motif songket Palembang hiasi lilin aroma produksi dalam negeri Aanandha.

REPUBLIKA.CO.ID, Kakak beradik Indah Soewandy dan Chindera Soewandy memadukan hobi dan keindahan budaya Indonesia melalui lilin aroma berhias ukiran motif songket Palembang Bunga Pacar Cina.

Sebagai kolektor lilin aroma, Indah dan Chindera ingin menciptakan lilin aroma buatan Tanah Air yang menonjolkan budaya Indonesia. Songket Palembang dipilih sebagai salah satu kekayaan budaya yang tak asing bagi mereka.

"Nenek kami mengoleksi songket Palembang, jadi kecintaan dan ketertarikan kami pada songket Palembang telah ada sejak kecil," kata Chindera di Jakarta, Kamis (10/12).

Indah dan Chindera bersama tim desain selama tiga bulan merancang motif songket Palembang hingga menjadi hasil akhir yang dipahat di tiap lilin aroma merk Aanandha yang mulai diperkenalkan sejak September lalu.

(baca: Rumus Matematika Ungkap Rahasia Hubungan Bertahan Lama)

Pemahat-pemahat dari luar pulau Jawa diajak bekerjasama untuk menghiasi lilin dengan ukiran Bunga Pacar Cina yang melambangkan kemewahan, keagungan, kemurnian dan kebaikan. "Satu lilin yang dipahat butuh waktu dua jam," ujar dia.

Kedepannya, mereka juga akan mengeksplorasi keindahan budaya Indonesia lainnya untuk dijadikan inspirasi dalam ukiran lilin. "Di Indonesia ada pasar untuk lilin aroma, tapi kita belum punya produk lokal karena kolektor kebanyakan beli dari luar," jelasnya.

Menurut Chindera, hampir seluruh bahan baku lilin aroma dengan wangi French-Berry Hill, Vanilla Parc de Sceaux, Lavender Du Provence, Pink Jardin, Matcha Grove dan Coconut Bay itu berasal dari Indonesia.

Melalui lilin aroma bermotif songket Palembang, kakak beradik ini ingin memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia bahwa lilin tak hanya berfungsi sebagai pencahayaan, tetapi juga dekorasi, kado hingga relaksasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement