REPUBLIKA.CO.ID, Menurut survei yang dilakukan ZAP Finance 2013 silam, tiga sumber masalah keuangan adalah 50 persen tidak bisa membedakan mana simpanan, tabungan, dan investasi. Selain itu 18 persen hobi berhutang dan 32 persen punya gaya hidup tinggi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Perencana keuangan dan bisnis, Prita Ghozie. Ia mengatakan gaji orang Indonesia biasanya hanya bertahan seminggu. Menabung hingga akhir bulan sudah habis lagi. Menurut dia, ini karena mereka tidak bisa membedakan uang elektronik, tabungan dan investasi. “Nah, gara-gara tabungan tidak pernah ada, jika butuh uang jadinya berhutang,” ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/2).
Menurut dia, jika terbiasa berhutang maka seseorang akan memiliki gaya hidup yang tinggi. Karena sudah terbiasa uangnya belum terkumpul, tapi kita memaksaka diri memiliki suatu barang sekarang tapi dengan cara berhutang. “Inilah penyakit orang Indonesia,” ujarnya.
Prita mengatakan, biasanya, orang-orang yang berhutang mengatakan akan mencari pekerjaan baru agar tidak berhutang. Hal ini terutama dialami para ibu-ibu. Sedangkan kaum lelaki stres memikirkan hal ini. Padahal menurut Prita sebenarnya penghasilan seseorang tidak pernah memengaruhi kesejahteraannya nanti.
“Uang sedikit pasti cukup untuk biaya hidup. Namun uang yang banyak, berapa pun, tidak akan cukup untuk gaya hidup. Percaya saya, gaji cuma Rp 500 ribu pasti cukup, gaji sejuta, dua juta, sepuluh juta jarang ada habisnya untuk gaya hidup. Tapi kalau untuk kebutuhan makan dan sehari-hari, pasti bisa ngatur,” tambahnya.