Selasa 09 Feb 2016 14:50 WIB

Galeri Indonesia Kaya Hadirkan Konsep Ruang Kreatif

Rep: C34/ Red: Indira Rezkisari
Galeri Indonesia Kaya di Grand Indonesia memiliki sejumlah acara yang menarik dan berbeda tiap waktu.
Foto: Republika/Prayogi
Galeri Indonesia Kaya di Grand Indonesia memiliki sejumlah acara yang menarik dan berbeda tiap waktu.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada tahun ketiganya, ruang publik Galeri Indonesia Kaya (GIK) memperkenalkan konsep baru bernama Ruang Kreatif. Lewat Ruang Kreatif, GIK mengajak para penikmat seni mengenal lebih dalam tentang berbagai bidang yang termasuk dalam industri kreatif.

"Lewat Ruang Kreatif yang merupakan program baru di tahun 2016 ini kami menghadirkan workshop, seminar, atau diskusi terkait bidang industri kreatif," kata Program Associate Bakti Budaya Djarum Foundation, Billy Gamaliel, beberapa waktu lalu.

Sejumlah bidang yang diulas antara lain film, teater, tari, sastra, dan masih banyak lagi. Sepanjang tahun, GIK akan menghadirkan para pakar pada masing-masing bidang sehingga Sahabat Indonesia Kaya bisa berbincang dan berbagi ilmu.

Khusus di bulan Februari, ujar Billy, GIK menghadirkan kegiatan bertema sastra. Seluruh kegiatan berlangsung pada Sabtu dan Ahad sore setiap pekan di Auditorium Galeri Indonesia Kaya yang terletak di lantai 8 West Mall Grand Indonesia, Jakarta.

Beberapa di antaranya yaitu kegiatan "Sapardi Djoko Damono : Puisi Dalam Nada" yang ditampilkan Tatyana, Michael, dan Dymussaga Miraviori pada Sabtu (6/2). Terdapat pula pembacaan cerita pendek Seno Gumira Ajidarma: Trilogi Alina oleh Abimana Aryasatya, Butet Kartaredjasa, dan Dian Sastrowardoyo pada Sabtu (13/2) nanti.

"Di akhir bulan, tanggal 28 Februari, GIK juga menghadirkan workshop "15 Tahun Supernova: Bintang Jatuh Hingga Embun Pagi" oleh Dee Lestari," kata Billy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement