Sabtu 05 Mar 2016 10:34 WIB

'Semar Gugat', Melongok Persoalan 20 Tahun Silam yang Belum Berubah

Red: Hazliansyah
Tokoh Semar yang diperankan oleh Budi Ros dan Sutiragen yang diperankan oleh Rita Matu Mona beraksi di panggung Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (3/3). Pementasan Teater Koma yang membawakan naskah Semar Gugat karya N.Riantiarno berlangsung 3
Foto: ANTARA FOTO/Fauziyyah Sitanova
Tokoh Semar yang diperankan oleh Budi Ros dan Sutiragen yang diperankan oleh Rita Matu Mona beraksi di panggung Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (3/3). Pementasan Teater Koma yang membawakan naskah Semar Gugat karya N.Riantiarno berlangsung 3

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Semua itu dimulai kala Arjuna memotong kuncung Semar di hadapan para tamu di hari pernikahannya dengan Srikandi. Hal itu ia lakukan atas permintaan Srikandi, sebagai bukti cinta Arjuna yang besar.

Hanya saja, di dalam hati, Arjuna tidak tega melakukan itu. Tindakan tersebut sama saja menjatuhkan harga diri Semar, seseorang yang sejatinya sangat Arjuna hormati dalam hidup.

Semar merasa terhina. Ia sungguh malu pada dunia. Ia tak habis pikir bagaimana mungkin Arjuna tega menghina dirinya.

Bersama Bagong, Semar memutuskan naik ke Kahyangan menemui Batara Guru. Ia menggugat. Selama ini, sejak diturunkan ke Amarta oleh para dewa, ia selalu bisa menjadi "jalan keluar" dari para Ksatria. Ia selalu bisa memberi nasehat dan jalan untuk situasi apa juga. Tapi apa balasannya kini? Ia dihina.