REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nama Mathias Muchus sudah sebagai aktor drama, sinetron maupun film sudah sangat dikenal. Pria kelahiran Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, 15 Februari 1957 (kini 59 tahun) itu merupakan seorang aktor kawakan.
Ia telah malang melintang di dunia sinematografi lebih 30 tahun dan meraih Piala Citra yang merupakan lambang supremasi tertinggi dunia perfilman Indonesia.
Film terbaru aktor berdarah Minangkabau itu adalah “Kalam-Kalam Langit”. Film produksi Putaar Films itu menceritakan perjuangan seorang qari (pembaca Qur’an) dalam mencapai cita-citanya. Hal itu tidak mudah, sebab ia harus menghadapi berbagai tantangan, halangan dan intrik. Termasuk dari pesaingnya sesama qari yang berusaha menghalalkan segala cara untuk menang.
Dalam film ini, suami Mira Lesmana itu berperan sebagai seorang ayah yang sangat membenci lomba membaca Alquran (MTQ) karena menurutnya, MTQ itu banyak kecurangannya.
Film yang juga dibintangi oleh Dimas Seto, Meriza Febriani, Ibnu Jamil, Elyzia Mulachela, dan Henidar Amroe ini akan tayang secara nasional mulai tanggal 14 April 2016.
Sebelumnya, sudah ada beberapa acara nonton bareng (nobar) film “Kalam-Kalam Langit” di Mataram, Jakarta, dan Surabaya. Dalam nobar film “Kalam-Kalam Langit” yang digelar oleh komunitas One Day One Juz (ODOJ) di Jakarta, Sabtu (2/4), Mathias Muchus sempat ditanya, mengapa ia mau membintangi film “Kalam-Kalam Langit”.
Jawaban Mathias Muchus singkat, “Saya mau ikut bergabung dalam film ‘Kalam-Kalam Langit’ ini karena satu kalimat, ‘Bacalah karena Tuhanmu’. Tidak karena honorarium, tidak karena yang lain. Tapi hanya karena Allah.”