REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada terobosan baru dalam penyelenggaraan Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2016//. Bukan hanya bisa menyimak kerajinan dari Nusantara dan lintas negara, para peserta dan pengunjung juga mendapat berbagai edukasi.
Pihak penyelenggara, Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) dan PT Mediatama Binakreasi mengumumkan hal itu dalam konferensi pers INACRAFT 2016 di Jakarta, Senin (18/4). Mereka menggandeng ASEAN Economic Community (AEC) Center dari Kementerian Perdagangan RI untuk edukasi soal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Perwakilan AEC Center Kementerian Perdagangan RI, Kris Sandhi Soekartawi, mengungkap bahwa edukasi itu dilangsungkan dalam berbagai cara. Pertama, dengan melangsungkan seminar dan forum bisnis bertema "Peluang dan Tantangan menghadapi MEA" yang bakal berlangsung Kamis (21/4).
"Kami juga menyediakan meja konsultasi untuk para peserta dan pengunjung yang ingin tahu lebih banyak soal MEA, atau cara memanfaatkan MEA dengan mencermati potensi dan akses pasar," tutur Kris.
Ia berharap, para pengusaha semakin mampu menggunakan peluang-peluang yang ditawarkan MEA yang telah berlaku per 1 Januari 2016 itu. Adanya INACRAFT juga diyakini Kris dapat memperkuat kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri.
Bramantyo, Direktur Utama PT Mediatama Binakreasi menginformasikan pula adanya forum edukasi lain di INACRAFT 2016. Pada Sabtu (23/4) bakal digelar Seminar Kementerian Pariwisata 'Bicara Batik' yang diperuntukkan bagi peserta, pengunjung, para cendekia, dan masyarakat umum.
Bramantyo mengatakan, ketersediaan forum edukasi itu diharapkan bisa membuat INACRAFT 2016 yang bertema From Smart Village to Global market bisa memfasilitasi para perajin daerah. Dengan demikian, produk kerajinan Indonesia akan semakin bersaing dengan produk asing sejenis di pasar internasional. "Usaha Kecil dan Menengah atau UKM juga akan semakin berkembang dan menjadi besar," ucjarnya.