Selasa 26 Apr 2016 08:40 WIB

Make Up Korea Lirik Peluang Lewat Sertifikasi Halal

Rep: MGROL 59/ Red: Indira Rezkisari
Penata rias sedang memulas dandanan seorang wanita/ilustrasi
Foto: Reuters
Penata rias sedang memulas dandanan seorang wanita/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dari Cina sampai ke Amerika Serikat, merek kosmetik Korea telah membuat terobosan ke pasar global dengan melakukan diversifikasi produk lini dan merek mereka untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan kondisi kulit, budaya dan gaya yang berbeda.

Meskipun pertumbuhan kosmetik Korea cepat di luar negeri, mereka mungkin kehilangan kesempatan besar untuk memasuki negara-negara Islam sebagai pasar dengan potensi besar dan permintaan untuk produk-produk kecantikan. Alasan di balik sikap pasif perusahaan Korea adalah standar halal yang ketat pada produk kosmetik.

Meskipun biaya yang tak terelakkan dan kesulitan yang terlibat dalam pembuatan kosmetik halal, segmen ini menyajikan peluang besar untuk bisnis. Laporan Thomson Reuters dalam “The State of the Global Islamic Economy 2015” mengatakan konsumen Muslim pada kosmetik diperkirakan akan tumbuh dari 46 miliar AS pada tahun 2013 menjadi 73 miliar AS pada tahun 2019 mendatang.

Kosmetik Korea secara perlahan mengambil peluang ini. Menurut catatan Korea Muslim Federation, satu-satunya badan lokal yang memberikan sertifikasi halal di Korea menyebutkan sejauh ini hanya ada satu produk kosmetik Korea yang diberikan sertifikat halal oleh KMF, yaitu masker wajah lembaran yang dibuat oleh Dr. Maris, sebuah merek kosmetik kecil.

Sementara itu, sebuah perusahaan kecil bernama Talent Cosmetic, menjadi pembuat kosmetik pertama yang mendapatkan sertifikat halal dari lembaga sertifikasi Malaysia untuk 141 produk-produknya pada 2014 lalu. Talent Cosmetic mengatakan saat ini sedang bekerja untuk menproduksi lebih banyak produk bersertifikat halal. Bulan lalu, merek kosmetik Cosmax juga mendapatkan sertifikasi halal dari MUI, Indonesia. Selain dua perusahaan ini, tidak ada perusahaan kosmetik yang mendapatkan sertifikat halal, termasuk perusahaan kosmetik besar.

Tapi meskipun begitu banyak perusahaan yang tidak memiliki sertifikat halal dapat masuk ke pasar negara-negara muslim seperti Malaysia, Indonesia, Turki, Iran dan Arab Saudi. Namun, mereka akan segera membuat produk untuk mendapatkan sertifikat halal agar dapat bersaing dengan merek kosmetik halal lainnya, dilansir dari Korea Herald.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement