REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Peringatan Hari Tari Dunia di Solo dimeriahkan dengan program menari selama 24 jam. Dua orang penari, Samsuri dan Mujdo Setiyo sukses menuntaskan misi yang merupakan program rutin setiap tahunnya.
Sekitar pukul 16.10 WIB, di Pendopo ISI Surakarta, Jumat (29/4), perlengkapan menari keduanya dilepas satu per satu sekaligus menjadi prosesi selesainya program menari selama 24 jam.
Mujdo Setiyo mengaku puas sekaligus bangga salah satu keinginanya dalam dunia tari bisa tercapai.
"Saya sangat puas karena keinginan saya bisa terlaksana lancar tanpa hambatan satu pun dan tanggapanya begitu luar biasa," ujar Mujdo kepada Republika.co.id.
Sambil mendapat pijatan dari tim pendukung, Mujdo mengatakan, antusiasme yang tinggi dari masyarakat tersebut menunjukkan kesenian tradisional Indonesia masih dinikmati oleh masyarakat luas.
"Tantangan selama nari hampir tidak ada. Hanya teknis persiapan saja karena melibatkan tim. Jadi harus banyak sabar," kata dia.
Ke depannya ia mengatakan akan terus mengembangkan seni tari, khususnya kesenian tradisi.
"Menari 24 Jam" merupakan salah satu puncak acara di peringatan Hari Tari Dunia yang digelar selama dua hari pada (28-29/4) di kompleks kampus ISI SurSurakart
Acara sendiri masih akan berlangsung sampai dini hari nanti.