REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR—Minat baca masyarakat Indonesia dinilai masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan data The United Nations of Education, Social, and Cultural Organizationa (Unesco) yang menyebutkan bahwa hanya 1 di antara 1.000 orang yang suka membaca.
Atas hal ini, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta mendorong masyarakat khususnya para siswa untuk rajin membaca. “Sedikitnya satu hari sebanyak lima lembar atau lima halaman buku atau Sarima,” ujar Yuni Nur Ihsan, ketua bidang Pengembangan Literasi Ikapi DKI Jakarta, di sela-sela rapat kerja pengurus di Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/8/2016).
Yuni menambahkan, kegiatan membaca berdampak positif bagi diri dan karakter masyarakat, terlebih bagi peserta didik. Dengan semakin rutin membaca, kata dia, diharapkan membawa masyarakat semakin maju. “Kegiatan membaca ini juga selaras dengan tujuan bangsa Indonesia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan Ketua Ikapi DKI Jakarta Hikmat Kurnia. “Membaca itu membuka jendela atau pintu dunia. Banyak informasi dengan pengetahuan yang bisa diperoleh dengan cara membaca,” kata Hikmat.
Hikmat menambahkan, bangsa ini memerlukan generasi yang kuat dan cerdas. Dan salah satu cara membentuk generasi cerdas adalah dengan rajin membaca.
Senada dengan ketua Ikapi DKI, Ketua Dewan Pertimbangan Ikapi DKI Afrizal Sinaro juga berharap gerakan membaca ini bisa menjadi budaya masyarakat Indonesia. “Saya sepakat bahwa gerakan membaca ini harus dikampanyekan bersama. Bukan saja tugas Ikapi, atau tugas pemerintah, tapi juga kita semua, seluruh lapisan masyarakat,” ujar Afrizal Sinaro.