Selasa 09 Aug 2016 07:51 WIB

Studi: Kutu Buku Miliki Umur Lebih Panjang

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Wanita membaca buku
Foto: pixabay
Wanita membaca buku

REPUBLIKA.CO.ID, Kabar baik bagi Anda yang gemar membaca. Sebuah penelitian menunjukkan mereka yang senang membaca buku secara teratur cenderung hidup lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak membaca buku sama sekali.

Para peneliti dari Universitas Yale di Amerika Serikat menggunakan data dari 3.635 orang berusia lebih dari 50 tahun yang ikut berpartisipasi dalam penelitian kesehatan ini. Para partisipan dibagi menjadi tiga kelompok, mereka yang tidak membaca, mereka yang membaca buku tiga setengah jam seminggu, dan mereka yang membaca buku lebih dari tiga setengah jam seminggu.

Penelitian menemukan, sebagian besar pembaca buku berjenis kelamin perempuan, berpendidikan tinggi, dan berasal dari kelompok berpendapatan tinggi. Para peneliti mengontrol faktor-faktor tersebut bersama sejumlah faktor lainnya, seperti usia, ras, kesehatan, pekerjaan, dan status perkawinan.

Dibandingkan dengan mereka yang tidak membaca buku, mereka yang membaca sampai tiga setengah jam seminggu memiliki kemungkinan 17 persen lebih kecil untuk meninggal dunia dalam kurun waktu 12 tahun. Dan mereka yang membaca lebih dari itu memiliki kemungkinan 23 persen untuk meninggal dunia terlebih dahulu.

Mereka yang gemar membaca buku rata-rata hidup dua tahun lebih lama dibandingkan dengan yang tidak gemar membaca buku. Para peneliti menemukan hubungan yang sama dengan mereka yang gemar membaca surat kabar dan majalah, namun tidak berdampak terlalu signifikan.

"Orang-orang yang sedikitnya membaca setengah jam sehari dari buku bacaan memiliki dampak dan manfaat tersendiri bagi kelangsungan hidup, dibandingkan mereka yang tidak membaca," ujar Profesor di Universitas Yale, Becca R Levy, dilansir Times of India.

Kemampuan bertahan hidup dari yang gemar membaca disesuaikan dengan kekayaan ilmu pengetahuan, kemampuan kognitif, dan variabel lainnya. Penelitian ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Kedokteran.

(baca: 3 Manfaat 'Ajaib' Kayu Manis)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement