REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ada hal yang menarik dalam peraga busana di New York Fashion Week kali ini. Untuk pertama kalinya setiap model mengenakan jilbab berjalan di catwalk NY Fashion Week.
Desainer Muslim Indonesia Anniesa Hasibuan merupakan desainer pertama yang mengusung ide ini di acara bergengsi tersebut. Saat wanita Muslim memilih untuk mengenakan jilbab yang berujung perdebatan sengit, Anniesa malah membawa jilbab menjadi salah satu hal yang mainstream.
Terinspirasi dari kota kelahirannya Jakarta, Anniesa menyajikan celana, tunik, dan gaun dalam kain mewah menggunakan detil bordir yang dikenakan dengan jilbab. Wanita berusia 30 tahun ini menerima banyak tepuk tangan di NY Fashion Week. “Di balik kesuksesan acara ada tim besar yang kuat dan kokoh ketika mengalami perbedaan. Kita bisa mengatasinya,” ujar Anniesa lewat akun Instagram pribadinya, seperti yang dikutip dari BBC, Sabtu (17/9).
Chief Executive Haute Hijab, Melanie Elturk menjual jilbab dan busana sederhana dalam acara tersebut. Ia percaya jika fashion merupakan sarana untuk memulai pergeseran budaya di masyarakat untuk menormalkan jilbab di Amerika. Elturk berpikir hal tersebut dapat memecah stereotip dan mitos kesalahpahaman.
Sementara itu Profesor Studi Islam di Universitas Victoria Dr Eva Nisa mengatakan inti dari berbusana Muslim adalah memakai sesuatu yang layak dan sederhana. Bagi wanita, Nisa mengatakan, mereka harus memastikan apa yang mereka kenakan tidak menarik perhatian pria.
“Beberapa orang berpikir busana Muslim rancangan desainer benar-benar mengubah persepsi doktrin agama (karena dapat dilihat untuk menarik perhatian),” katanya.