REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia fesyen terus berkembang. Begitu juga fesyen busana muslim yang ada di Indonesia yang terus tumbuh kian kreatif dan inovatif hingga ke level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Berdasarkan data kementerian perdagangan (kemendag), perkembangan tren muslim terus tumbuh. Kemendag mencatat penjualan mencapai sekitar Rp 4,57 miliar pada 2015 dan Rp 1,4 miliar pada januari hingga april 2016.
"Dengan potensi ini pemerintah ingin agar indonesia menjadi trendsetter fesyen muslim pada 2020," kata Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Direktorat Jendral Perdagangan Novi Vrisvuntati di Jakarta, Rabu (21/9).
Sebelumnya, kemendag menggelar pameran hijab, fashion, dan aksesoris yang akan dilakukan pada delapan pusat perbelanjaan di Indonesia. Acara tersebut bergulir mulai dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, dan Makassar hingga Desember 2016.
Novi mengatakan, pameran itu dibuat untuk memberikan akses pasar dan pomosi bagi UMKM. Ini agar menciptakan target pemasaran sehingga meningkatkan konsumsi produk dalam negeri terkait hijab dan aksesorisnya. "Lewat pameran ini, pemerintah juga mengemban misi meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap produk dalam negeri," kata Novi.
Salah satu peserta pameran Delia Septiani mengaku senang dengan pameran tersebut. Dalam pameran ini, mantan vokalis Ecoutez ini memperkenalkan busana muslim syari, seperti celana syari, hijab katun, dress, dan kacamata.
Dia mengaku, memulai bisnis ini sekitar setahun lalu. Dia mengawali bisnis ini dengan modal coba-coba. Dia mengaku inspirasi usahanya ini berasal dari kesukaannya terhadap hijab fesyen. "Tren hijab fashion bagus dan menjanjikan jadi ku coba usaha ini. Alhamdulillah sekarang udah punya brand dan semakin bagus usahanya," kata wanita 31 tahun itu.