REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri komik Indonesia semakin mendapatkan 'pengakuan' baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya ialah komik Garudayana karya Is Yuniarto yang sejak tahun lalu sudah mulai diterbitkan di Jepang.
"Selama ini yang kita tahu, penerbit Indonesia beli lisensi dari komik-komik Jepang untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kalau ini dibalik," ujar Is kepada Republika.co.id saat ditemui dalam Comic Con Indonesia 2016, di Jakarta Convention Center.
Melalui komik Garudayana, Is mengangkat kembali kisah pewayangan Indonesia pada generasi-generasi muda. Dikemas dengan gaya yang lebih moderen, Is memperkenalkan kembali kisah pewayangan Indonesia sekaligus kearifan-kearifan lokal melalui petualangan Kirana dan Garu dalam dunia Arcapada.
Is mengaku sengaja mengangkat kearifan lokal Indonesia karena memang ingin menciptakan sebuah karya yang otentik, khas Indonesia. Di tengah maraknya persaingan industri komik secara global, Is menilai tema-tema kearifan dan budaya lokal Indonesia akan menjadi kekuatan tersendiri mengingat kearifan dan budaya lokal tersebut hanya bisa ditemui di Indonesia.
"Tema kebudayaan dan kearifan lokal akan terasa 'dekat' dengan pembaca dalam negeri, sekaligus menarik bagi pihak luar karena mereka tidak memiliki itu," tambah Is.
Oleh karena itu, tak heran jika Garudayana berhasil memikat Jepang yang terkenal dengan industri komiknya yang maju dan ketat. Hingga saat ini, Is mengatakan komik Garudayana sudah diterjemahkan dan diterbitkan sebanyak lima jilid di Jepang. Sedangkan di Indonesia, komik Garudayana terbaru yaitu jilid keenam baru diterbitkans secara ekslusif di Comic Con Indonesia 2016.
Melihat animo yang semakin besar terhadap komik-komik lokal, Is berharap ke depannya industri komik Indonesia akan semakin bertumbuh besar. Is optimistis kearifan dan kebudayaan lokal dapat menjadi salah satu kekuatan tersendiri dalam upaya memajukan industri komik Indonesia agar dapat diterima lebih luas lagi.
"Komik Indonesia juga sangat butuh event seperti ini. Comic Con terutama, karena exposure-nya terhadap pembaca baru," jelas Is.